RAKYATKU.COM, KONAWE SELATAN - Indonesia dalam tiga tahun terakhir menjadi negara kedua terbesar di Asia Tenggara dalam memproduksi padi. Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), di hadapan peserta tanam serempak padi yang dilaksanakan di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (19/8/2022).
Sektor pertanian ke depan, kata Mentan SYL, akan makin maju dan lebih baik dari hari ini dengan syarat kerja-kerja dalam pembangunan pertanian harus lebih keras, terencana, dan sistematis.
"Kita tinggal tentukan, mau pilih komoditas yang bisa dipanen 2 bulan, 6 bulan, 1 tahun, atau bisa juga dikombinasikan, itu semua orang bisa lakukan. Dan tadi saya lihat, begitu semangat dan bagus banget, saya saksikan kalau tidak malam saya mau naik motor lihat kiri-kanan," kata Mentan SYL.
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
Mentan SYL menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) bersama petani dan pemerintah daerah (pemda) terus melakukan upaya peningkatan produksi pangan terutama padi dalam rangka ketahanan pangan, salah satunya dengan IP 300.
"Tanam tiga kali tentu akan mengoptimalisasi potensi produksi dan pendapatan. Masa, sih, kita cuma tanam dua kali? Terus satu masa tanam dibuang? Kalau hitung-hitungan luas yang tadi Pak Gub (Gubernur Sultra, Ali Mazi) sampaikan, ada potensi tambahan 30 miliar," jelas Mentan SYL.
Sementara itu, Gubernur Sultra, Ali Mazi, yang mendampingi Mentan SYL mengatakan, sejak 2019 Sultra surplus beras. Bahkan, menurutnya, pada 2021 sebanyak 1.000 ton beras dikirim dari wilayahnya ke Sulawesi Utara melalui Perum Bulog.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
"Khusus potensi luas baku sawah di Konawe Selatan seluas 2.040.095 hektare dan sekarang ini kita berada di Kecamatan Konda, Desa Cialam Jaya, dengan hamparan sawah seluas 1.391 hektare," kata Ali Mazi.
Menurutnya, terus berproduksinya sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan dan perkebunan, berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayahnya.
Perekonomian Sultra pada triwulan II 2022 tercatat tumbuh positif sebesar 6,09 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,07 persen, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,44 persen.
Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran
"Hal ini tidak terlepas karena peran sektor pertanian dalam mendukung ekonomi daerah. Untuk itu, Pemprov Sultra terus memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sektor pertanian karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Sultra berasal dari sektor ini," ucapnya.