Jumat, 19 Agustus 2022 21:08
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi pekan depan. Hal itu seperti disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

 

Luhut mengungkapkan saat ini pemerintah tengah berhitung untuk menaikkan harga BBM subsidi. Selama ini subsidi yang dikeluarkan lewat APBN untuk menahan harga BBM sudah terlalu membebani keuangan negara.

"Menaikkan harga pertalite yang kita subsidi cukup banyak dan juga itu solar, modeling ekonominya (hitung-hitungan) sudah dibuat. Nanti mungkin minggu depan Pak Presiden akan umumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini," papar Luhut dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin yang disiarkan virtual, Jumat (19/8/2022).

Baca Juga : Sosiolog: Subsidi Tepat dengan QR Code Atasi Kebocoran dan Cemburu Sosial

"Presiden sudah indikasikan sudah tak mungkin kita pertahankan terus demikian," lanjutnya.

 

Menurut Luhut, saat ini harga BBM yang ada di Indonesia sangat murah dibandingkan dengan berbagai negara di dunia.

"Kita ini harga BBM paling murah sekawasan ini, kita jauh lebih murah dari yang lain. Itu (subsidi BBM) terlalu besar kepada APBN kita," ucapnya.

Baca Juga : Pj Gubernur Sulsel Dampingi Presiden Jokowi Kunjungan Kerja di Kabupaten Bone

Luhut menyampaikan pemerintah mau menurunkan beban subsidi jauh di bawah Rp502 triliun seperti sekarang. Berbagai langkah juga disiapkan untuk membuat hal tersebut bisa terjadi.

"Karena kemarin subsidi kita Rp502 triliun, kita harap bisa ditekan ke bawah. Misalnya, dengan pengurangan motor dan mobil combustion diganti listrik, kemudian B40," sebut Luhut.

Dia menilai kenaikan harga BBM jelas akan berpengaruh besar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Namun, dampak dari inflasi tersebut sedang dihitung-hitung dengan rinci oleh pemerintah agar masyarakat tak juga ikut terbebani dengan kenaikan harga BBM.

Baca Juga : Danny Pomanto Dianugerahi Satyalencana Wira Karya 2024 oleh Presiden RI Joko Widodo

"Karena bagaimanapun tidak bisa dipertahankan terus demikian untuk mengurangi pressure kita karena harga crude oil naik, meskipun sekarang turun. Kita harus siap-siap," tegas Luhut.

Sumber: Detik