Kamis, 28 Juli 2022 19:23
Ilustrasi. (Foto: PT Vale Indonesia)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk. mengumumkan pencapaian kinerja keuangan yang tidak diaudit untuk triwulan kedua 2022 (2T22). Laba pada 2T22 USD82,8 juta atau 22 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang dicatat pada triwulan sebelumnya.

 

"Laba kami tetap positif dalam siklus komoditas yang sulit ini karena kami fokus pada upaya kami untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Selain itu, perseroan telah diuntungkan oleh kondisi harga nikel yang baik pada triwulan ini," kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Perseroan, dalam keterangannya, Kamis (28/7/2022).

Febriany mengatakan volume produksi pada semester pertama 2022 (1H22) 13 persen lebih rendah dibandingkan dengan produksi pada 1H21. Hal ini disebabkan adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4. Pekerjaan pembangunan kembali itu sendiri telah selesai dilakukan dan tanur mulai memanas sejak 18 Juni 2022.

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

"Terkait dengan keselamatan, tidak ada kecelakaan lost time injury selama 2T22, dan jumlah cedera yang tercatat menurun seiring dengan selesainya pembangunan kembali Tanur 4. Agenda rutin manajemen akan terus kami lakukan seperti mengintensifkan leadership in the field, meningkatkan pengawasan keselamatan dan housekeeping di tempat kerja," beber Febriany.

 

Grup merealisasikan harga jual rata-rata sebesar 40 persen lebih tinggi pada 2T22 yang menghasilkan pendapatan 40 persen lebih tinggi pada 2T22 dibandingkan triwulan terakhir. Beban pokok pendapatan meningkat dari USD142,3 juta pada 1T22 menjadi USD213,9 juta pada 2T22, terutama didorong oleh harga komoditas dan royalti yang lebih tinggi.

Selain itu, konsumsi batu bara yang lebih rendah pada 2T22 diimbangi dengan konsumsi HSFO yang lebih tinggi. Pada 2T22, baik harga HSFO, diesel, maupun batu bara meningkat signifikan masing-masing sebesar 21 persen, 22 persen, dan 49 persen dibandingkan dengan 1T22. Bahan bakar minyak dan batu bara merupakan beberapa item biaya produksi terbesar PT Vale.

Ebitda PT Vale pada 2T22 USD163,4 juta lebih tinggi dibandingkan Ebitda pada 1T22 USD116,2 juta. Kas dan setara kas perseroan pada 30 Juni 2022 dan 31 Maret 2022 masing-masing USD585,9 juta dan USD518,0 juta.

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

Pada 2T22 PT Vale mengeluarkan belanja modal sekitar USD44,8 juta, sekitar enam persen lebih tinggi dibandingkan belanja modal yang dikeluarkan pada 1T22. "PT Vale akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas," ucap Febriany.