RAKYATKU.COM, WASHINGTON DC - Tim National Science Foundation (NSF) dan Department of State Amerika Sertikat (AS) mengajak Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny) melanjutkan kunjungan kerjanya di ibu kota AS, Washington DC, Senin (25/7/2022) waktu setempat.
Kunjungannya ini dalam rangka melihat sistem drainase yang diterapkan pada kawasan permukiman warga Washington DC.
NSF yang mendukung Danny membuat pertanian dalam lorong ini juga mendukung untuk menerapkan sistem drainase tertutup di Makassar, khususnya di 5.000 Lorong Wisata, dengan memberikan alat sensor data pengukur tingkat kelembapan.
Baca Juga : Optimisme Makassar Menjadi Kota Kreatif UNESCO Berkat Keunikan Coto Makassar
Hal ini sesuai dengan visi misi Danny sebelumnya, yakni memperbaiki sistem alur jalannya air di Makassar.
“Kami meninjau bagaimana mereka mengelola air tanpa melawan alam. Aliran-aliran air itu dia pakai biotek reservoir alamiah, yakni bebatuan dan dibantu teknologi yang dapat menampung air hujan yang kemudian menjadi air tanah. Mereka benar-benar memperhatikan pengelolaan air bersih dan air kotor, baik aliran dari rumah tangga hingga air yang turun dari atas,” beber Danny.
Danny pun optimistis sistem tersebut dilakukan bisa di Makassar. Langkah awal yang dilakukan adalah mendeteksi penanganan serapan jalur air dengan membuatkan celah untuk menghindari aliran lumpur yang dapat menghambat saluran air.
Baca Juga : Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Terima Kunjungan Tim Morula IVF
Tak hanya itu, edukasi ke warga menjadi salah satu poin penting untuk mewujudkan hal tersebut.
Dengan sistem manajemen tersebut, Danny menyebutkan dapat mendukung kejernihan air yang masuk ke dalam penyimpanan atau penampungan air.
Satu hal yang bisa diterapkan di Makassar adalah menghindari masyarakat tidak membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik yang banyak membuat dan menyumbat saluran got tersumbat sehingga sering memicu banjir.
Baca Juga : KALLA dan Pemkot Makassar Teken MoU Revitalisasi Taman Hasanuddin
“Nanti kami pulang dan mulai uji coba di Makassar. Saya lihat partisipasi dan kesadaran masyarakatnya bagus sekali di sini. Tidak adanya limbah plastik dan limbah rumah tangga lainnya sepanjang permukiman penduduk di salah satu kota terpadat di dunia. Warga kita pun harus sering diedukasi,” tuturnya.
Untuk tahap awal Lorong Wisata sendiri hingga saat ini masih dibenahi hingga standarnya terpenuhi. Rencananya, sebanyak 41 lorong akan diluncurkan pada 17 Agustus mendatang.