RAKYATKU.COM, MALANG - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang untuk bersama-sama menghadapi berbagai ancaman krisis global.
Diantaranya dengan meningkatkan kualitas akademik dan menguasai kemampuan teknologi mekanisasi untuk peningkatan produksi.
"Tantangan krisis pangan dunia itu harus kita hadapi dengan perubahan-perubahan agenda dan teknologi pertanian yang lebih maju serta menyesuaikan cara kita bertani, budidaya dan pasca panen atau menghilirisasikan pertanian agar lebih cepat," ujar SYL, Senin, (25/7/2022).
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
Menurut SYL, peningkatan produksi penting dilakukan mengingat saat ini semua negara di dunia mengalami hal yang sama, yakni sama-sama menghadapi krisis pangan. Termasuk Indonesia dan negara agraria lainya.
"Karena itu produksi dibutuhkan tidak hanya untuk kebutuhan nasional tetapi juga peluang ekspor yang bisa didorong dari bangsa ini. Selanjutnya, cara berperilaku bertani kita juga harus disesuaikan dengan tantangan-tantangan yang ada," katanya.
SYL mengatakan, mahasiswa sebagai agen perubahan dalam berbagai aspek dan lini bangsa harus mampu beradaptasi dengan cepat. Termasuk mahasiswa Polbangtan dalam mengelola produksi pertanian yang lebih maju dan modern.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
"Saya kira itu hari ini bersama mahasiswa Polbangtan, mudah-mudahan mereka menjadi orang-orang yang besok lebih bisa berbuat bagi bangsa dan negaranya ini. Kita berharap besok akan hadir pertanian-pertanian modern, dengan menggunakan teknologi yang lebih maju tanpa mengabaikan pentingnya manusia yang banyak di Indonesia untuk secara bijaksana termanfaatkan," ucapnya.
Ditambahkan SYL, dengan mengokohkan sektor pertanian maka ke depan bangsa dan negara suatu negara juga akan menjadi kokoh. Terlebih pertanian bukan hanya sekedar pangan, akan tetapi juga kesehatan dan lapangan pekerjaam.
"Pertanian itu memutar ekonomi kita. Intinya kita harus bisa beradaptasi dengan situasi apapun," ujarnya.