Kamis, 14 Juli 2022 16:34
Demonstran melakukan aksi protes di lingkungan Sekretariat Presiden Sri Lanka, setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa kabur di tengah krisis ekonomi yang melanda negara tersebut, di Kolombo, Sri Lanka, Sabtu. (9/7/2022). (Foto: Reuters)
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM - Perdana Menteri Sri Lanka yang sekaligus menjabat pelaksana tugas presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe memerintahkan militer mengendalikan situasi di tengah huru-hara yang kian parah akibat krisis.

 

Wickremesinghe mengeluarkan perintah itu ketika massa menyerbu kantornya tak lama setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa menyerahkan kekuasaan kepada sang PM.

"Saya memerintahkan komandan militer dan kepala kepolisian untuk melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk mengendalikan situasi," ujar Wickremesinghe pada Rabu (13/7), seperti dikutip AFP.

Baca Juga : OJK Nilai Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Nasional Terjaga. Begini Arah kebijakan OJK 2024

Rajapaksa menyerahkan pemerintahan ke Wickremesinghe setelah massa menduduki kediamannya pada akhir pekan lalu. Ia kemudian kabur ke Maladewa.

 

Berdasarkan konstitusi Sri Lanka, PM memang seharusnya mengambil alih jabatan jika presiden mengundurkan diri atau tak bisa menjalankan tugasnya.

Namun, sebelum ditunjuk menjadi pengganti, Wickremesinghe sendiri sudah menyatakan bakal mengundurkan diri demi membuka jalan untuk membentuk pemerintahan baru.

Baca Juga : Presiden Resmi Luncurkan Bursa Karbon Indonesia

Massa pun mengamuk, meminta Wickremesinghe menepati janjinya. Di mata rakyat, Wickremesinghe merupakan kroni Rajapaksa, yang tak becus mengurus perekonomian hingga Sri Lanka dilanda krisis dan akhirnya bangkrut.

"Mereka yang menerobos kantor saya mau mencegah saya melakukan tugas sebagai pelaksana tugas presiden," ucap Wickremesinghe.

 

Baca Juga : Presiden Jokowi Kunjungi Kawasan Wisata Solo Safari

Sumber: cnnindonesia.com