Selasa, 14 Juni 2022 14:47
Pencanangan vaksinasi massal secara nasional di peternakan sapi perah Dusun Tanjunganom, Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (14/6/2022).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, SIDOARJO - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mulai melakukan vaksinasi massal dalam upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) hari ini, Selasa (14/6/2022). Vaksinasi massal mulai dilakukan di Kabupaten Sidoarjo.

 

"Melalui vaksinasi ini kita harapkan dapat membantu mencegah penyebarluasan penyakit, terutama di sentra peternakan sapi perah dan wilayah sumber bibit ternak," ucap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, saat melakukan pencanangan vaksinasi massal secara nasional di peternakan sapi perah Dusun Tanjunganom, Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman Sidoarjo, Sidoarjo. Lokasi kedua dilakukan di Kelompok Ternak Pertapaan Jaya, Dusun Banjar Anyar, Desa Pertapaan Maduretno Kecamatan Taman, Sidoarjo.

Pada kesempatan ini, Nasrullah menyampaikan vaksinasi massal secara nasional merupakan salah satu tindakan permanen dan upaya serius pemerintah dalam rangka pencegahan dan pengendalian PMK melalui pengebalan hewan rentan PMK.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

"Vaksin tahap pertama ini akan kita prioritaskan untuk ternak yang sehat dan berada di zona merah dan kuning karena jumlah vaksin kita saat ini masih terbatas, maka hanya ternak terpilih yang akan divaksin," ungkap Nasrullah.

 

Menurut Nasrullah, hewan yang sudah sembuh dari PMK sudah memiliki kekebalan terhadap virus sehingga belum divaksin dahulu. Untuk pencegahan terhadap penularan PMK, Nasrullah menyarankan agar peternak menerapkan biosekuriti dan desinfeksi kandang.

Ia pun menyebutkan pemerintah pada tahap pertama akan mengadakan vaksin sebanyak 800 ribu dosis dan direncanakan tahap berikutnya sebanyak 2,2 juta dosis. Pada 12 Juni 2022 lalu telah tiba sebagian vaksin tahap pertama sebanyak 10.000 dosis.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Vaksin itu akan didistribusikan ke Koperasi Unit Desa (KUD) sapi perah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, serta empat Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pembibitan yaitu Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturaden, Balai Embrio Transfer Cipelang, Balai Inseminasi Buatan Lembang, dan Balai Inseminasi Buatan Singosari.

"Distribusi dan pelaksanaan vaksin tahap selanjutnya, selain mempertimbangkan prioritas komoditas, wilayah rentan PMK dan tujuan pengembangan ternak, juga akan memperhatikan pertimbangan teknis lainnya, seperti ketersediaan vaksin, vaksinator, manajemen rantai dingin vaksin," terang Nasrullah.

Lebih lanjut Nasrullah sampaikan, untuk efektivitas pelaksanaan vaksin akan dilakukan penandaan sekaligus pendataan melalui ear tag (QR code). "Pasca vaksinasi sangat penting untuk dilakukan penandaan pada sapi dan dilakukan pendataan ke dalam system pendataan ternak," ungkap Nasrullah. “Setelah dilakukan pendataan dan vaksinasi, maka QR code yang terdapat di ear tag akan dapat di scan melalui mobile apps berbasis android," imbuhnya.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Ia menyebutkan riwayat vaksinasi ini akan ditampilkan dalam bentuk kartu vaksin yang berisi nomor identifikasi ternak, jenis/rumpun ternak, jenis kelamin, jenis vaksin, riwayat vaksinasi, hingga lokasi dan tanggal vaksinasi.

"Kami telah menyiapkan untuk penandaan ternak pasca vaksinasi di Provinsi Jawa Timur sebanyak 233.300 buah yang dilengkapi dengan secured QR code," ungkap Nasrullah.

"Dan hari ini kita telah siapkan 1.000 buah ear tag secured QR code dan akan didistribusikan ke Provinsi Jawa Timur beserta lima unit aplikator, dengan demikian kita bisa mendata ternak yang sudah divaksin dalam aplikasi kami," tuturnya.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

Selain pencanangan vaksinasi di Sidoarjo, Kementan juga memberikan bantuan obat-obatan berupa Antihistamin 500 dosis, vitamin 200 dosis, obat luka 240 dosis, dan disinfektan. Bantuan obat juga diberikan untuk Kabupaten Pasuruan, Mojokerto, dan Madiun. (*)