Minggu, 12 Juni 2022 14:55
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar dari Partai Gerindra, Budi Hastuti
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, Budi Hastuti menggelar sosialisasi peraturan daerah (perda) nomor 3 tahun 2016 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Hotel Khas Makassar, Sabtu (11/6/2022).

 

Dalam kegiatan tersebut ia menyebutkan, regulasi ini masih belum diketahui masyarakat. Sehingga, perlu peran dari peserta membantu menyebarluaskan Perda tentang ASI Eksklusif.

"Kita minta peserta bisa bantu pemerintah sebarluaskan perda ini karena sangat penting," jelas Budi sapaan akrab Budi Hastuti.

Baca Juga : Anwar Faruq Pimpin Rapat Paripurna Tentang Pemandangan Umum Fraksi DPRD Makassar

Ia mengatakan, kandungan dalam ASI memiliki zat-zat yang dibutuhkan bayi dan hal itu tidak ada di susu formula yakni colostrum. Zat ini bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi dan menciptkan kekebalan imun.

 

“ASI diberikan hingga enam bulan secara eksklusif. Artinya, tidak ada campuran makanan lain selain ASI,” tambah legislator dari partai Gerindra itu.

Untuk memaksimalkan pemberian ASI ini, Budi meminta baik kantor pemerintahan hingga swasta memperbanyak ruang laktasi. Apalagi, pekerja perempuan sangat dominan utamanya di perusahaan.

Baca Juga : Ketua DPRD Makassar Bacakan Sejarah di Peringatan Hari Jadi Kota Makassar

“Saya lihat ruang laktasi belum maksimal. Makanya penting untuk diimbau agar ruang laktasi ini diperbanyak,” ungkapnya.

Sementara itu, narasumber Kegiatan, Amalia Malik mengatakan, banyak manfaat pemberian ASI eksklusif ke bayi. Diantaranya, mempererat hubungan anak dan ibu. Manfaat pemberian ASI secara eksklusif terhadap ibu yakni terjadi KB Alami, terutama pemberian ASI periode 0-6 bulan. Berdasarkan penelitian, sel sperma yang berhasil tembus hanya 1 persen.

“Saat menyusui, terjadi peluk-pelukan dan hal ini berdampak tumbuhnya kasih sayang anak ke orang tau. KB alami ini, saat menyusui secara konsisten maka hormon kesuburan ditekan sehingga tidak bisa membuahi,” ucap Amalia.