Senin, 30 Mei 2022 15:05
Pemancangan tiang pertama tambatan perahu wisata Laa Waa River Park di desa Matano, Sabtu (28/5/2022).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, LUWU TIMUR - Mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan pembangunan yang berkelanjutan menjadi misi PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale). Untuk itu, perseroan senantiasa hadir memberikan manfaat bagi masyarakat.

 

Salah satunya dengan memfasilitasi pemancangan tiang pertama tambatan perahu wisata Laa Waa River Park di desa Matano, Sabtu (28/5/2022).

Wisata Laa Waa River Park, Desa Matano, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, diharapkan sebagai salah satu destinasi yang mampu menjadi sumber ekonomi baru masyarakat. Sektor ini tentu menjadi salah satu penopang ekonomi daerah, selain sektor tambang yang memang sudah masyhur.

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Luwu Timur, Andi Tabacina, mengatakan Desa Matano masuk dalam 50 besar dari 3.000 yang ikut dalam penilaian Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

 

Kata dia, Luwu Timur merupakan daerah terbanyak destinasi wisatanya yang mendaftarkan potensi wisatanya dalam penilaian ADWI, yaitu sebanyak 61 desa.

"Di sini banyak sekali potensi-potensi yang Pak Desa dan masyarakat harus tahu, bahwa kita memang layak 50 besar. Potensi kita bukan untuk kita diamkan, tetapi untuk kita kembangkan untuk kesejahteraan masyarakat," ujar Andi Tabacina.

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

Selain itu, kata Andi Tabacina, Danau Matano adalah danau terdalam di Asia Tenggara yang usianya jutaan tahun dan terdalam kedelapan di dunia. Hal ini menjadi salah satu daya tarik yang bisa memikat wisatawan.

Kepala Desa Matano, Jumahir menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan PT Vale untuk destinasi wisata di desanya.

"Terima kasih atas bantuan PT Vale sehingga kegiatan ini dapat terlaksana. Setelah sekian lama pemancangan tiang perdana tambatan perahu akhirnya dapat kami lakukan," ujarnya.

Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero

Dalam kesempatan yang sama, Senior Manager Social Development Program (SDP) PT Vale, Ardian Indra Putra, menuturkan bahwa ada masanya pertambangan sudah tidak bisa lagi digantungkan. Sektor pertanian dan pariwisata pun diharapkan bisa menjadi tumpuan penghidupan berkelanjutan.

"Melalui program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) ini sebagai bentuk ikhtiar kita untuk mulai menghadirkan alternatif sektor unggulan Luwu Timur yang sesuai dengan potensi alam tersedia. Sektor pariwisata bisa menjadi salah satu yang kita harapkan," tuturnya.

Ardian juga mengungkapkan bahwa dukungan program untuk wisata Desa Matano ini telah melewati beberapa tahapan hingga akhirnya terealisasikan.

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

"Melalui inisiatif ini bukan hanya PT Vale yang akan berkontribusi, tapi saya yakin masyarakat juga punya inisiatif dan untuk kita sinergikan bersama, sehingga dampaknya bisa dirasakan bersama," ucapnya. (*)