Rabu, 25 Mei 2022 10:31
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas TPHBUN Sulsel, Muhlis Mori (berdiri).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (TPHBUN) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengakui pupuk bersubsidi menjadi persoalan tiap tahun. Hal ini karena adanya kesenjangan antara alokasi dengan kebutuhan.

 

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas TPHBUN Sulsel, Muhlis Mori, menyampaikan alokasi pupuk bersubsidi Sulsel jauh dari kebutuhan. Usulan pupuk bersubsidi untuk 2022 ini 2.224.966 ton, sementara alokasi hanya 572.035. Itu berarti ada gap 1.652.931 ton.

Muhlis mengakui pupuk bersubsidi memang kerap bersoal. Namun, pihaknya menampik pupuk bersubsidi disebut langka, melainkan sebatas kurang. Terlebih lagi, selisih harga pupuk subsidi dengan pupuk nonsubsidi memang besar bergantung jenis. Ini menjadikan petani akan cenderung menginginkan pupuk bersubsidi.

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

"Untuk pupuk Urea harga subsidi Rp2.250 per kilogram dan nonsubsidi Rp5.800 sehingga ada selisih Rp3.550, sedangkan untuk NPK Phonska harga subsidi Rp2.300 dan nonsubsidi Rp8.300 sehingga ada selisih Rp6.000. Karena itu banyak memang yang menginginkan pupuk subsidi," beber Muhlis dalam media gathering PT Pupuk Indonesia di salah satu hotel di Kota Makassar, Selasa (24/5/2022).

 

Muhlis berujar pupuk subsidi tidak dapat diberikan kepada semua orang. Ada kriteria tertentu penerima, termasuk mekanisme penyalurannya. Ia menekankan pupuk subsidi adalah barang dalam pengawasan yang pengadaan dan penyalurannya mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan petani di sektor pertanian.

Sementara, Senior Vice President (SVP) Public Service Obligation (PSO) Wilayah Timur PT Pupuk Indonesia, Muhammad Yusri, mengatakan hingga Mei 2022 ini pihaknya telah menyalurkan pupuk bersubsidi di Sulsel 230.480 ton. Jumlah itu sudah mencapai 40 persen dari total alokasi pupuk bersubsidi di Sulsel sebesar 572.032 ton untuk tahun ini.

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

Penyaluran itu terdiri atas berbagai jenis pupuk bersubsidi, yaitu Urea, SP-36, ZA, NPK, dan Organik Granul. Rinciannya, pupuk Urea 133.253 ton, SP-36 2.849 ton, ZA 7.959 ton, NPK 80.286 ton, dan organik 4.728 ton.

"Selain itu, kami juga telah menyalurkan pupuk organik cair sebanyak 6.441 liter dan NPK spesifik kakao sebanyak 1.405 ton kepada petani di Sulawesi Selatan atau 57 persen dari alokasi sebesar 2.466 ton," beber Yusri.

Adapun stok pupuk bersubsidi produsen di Sulsel total mencapai 75.800 ton. Jumlah ini jauh lebih banyak dari stok ketentuan minimum pemerintah. Secara teknis, pupuk bersubsidi di Sulsel disalurkan dua anak perusahaan Pupuk Indonesia, yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Petrokimia Gresik. (*)