RAKYATKU.COM, BIMA - Bupati Bima, Indah Damayanti Putri mengapresiasi kerja cerdas Menteri Pertahanan Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Ia menganggap yang mampu mengimplementasikan semua arahan dan perintah Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan sektor pertanian yang makin maju, mandiri dan modern.
Menurutnya, Mentan SYL sukses meningkatkan produksi padi selama tiga tahun terakhir sehingga Indonesia secara meyakinkan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri serta tidak melakukan kebijakan impor.
"Saya kira ini prestasi yang luar biasa karena biasanya Indonesia mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kerja-kerja cerdas seperti Pak SYL harus kita dukung dan apresiasi bersama," kata Indah, Selasa, 24 Mei 2022.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Indah mengatakan, sektor pertanian merupakan sektor yang paling strategis dalam membangun suatu daerah. Terlebih dalam membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Banyak yang bisa kita garap untuk menghasilkan ekonomi skala keluarga maupun skala nasional. Maka itu saya bilang pertanian itu sektor yang paling strategis," katanya.
Senada, Bupati Sragen, Yuni Sukowati juga menyampaikan terimakasih atas arahan Presiden Jokowi dan Mentan SYL dalam meningkatkan produksi beras nasional selama beberapa tahun terakhir. Menurut Yuni, arahan Jokowi dan juga kerja cerdas SYL mampu membuat Kabupaten Sragen menjadi salah satu lumbung pangan nasional.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
berdasarkan catatan yang ada, kata Yuni, Sragen menjadi lumbung pangan terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap. Di tingkat nasional, Sragen sendiri menjadi lumbung pangan terbesar urutan kesembilan di Indonesia. Adapun luas lahan sawah di Sragen mencapai 40.129 hektare dan lahan kering 54.026 hektare.
"Alhamdulillah sragen bisa terus berkontribusi terjadap pangan nasional. Ini semua berkat arahan Bapak Presiden dan juga kerja cerdas Pak Menteri (SYL)," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir. Padahal sebelumnya Indonesia mengimpor 1,5-2 juta ton beras setiap tahunnya. Dia berharap, capaian tersebut dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas dalam negeri.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
"Yang biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah 3 tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya, produktivitas petani itu harus ditingkatkan," katanya.