BANTAENG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng menyebut Bantaeng masih relatif aman dari kasus hepatitis akut. Sejauh ini, belum ada dilaporkan warga Bantaeng yang terkena penyakit misterius ini.
Meski demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng telah menggelar briefing bersama tim untuk menguraikan berbagai langkah antisipatif.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, dr Andi Ihsan meminta kepada semua tim gerak cepat di 13 puskesmas di Bantaeng untuk memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Baca Juga : Ilham-Kanita Unggul Telak di Debat Pertama Pilkada Bantaeng
Langkah antisipatif keduanya adalah memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat dan mengupayakan pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ketiga adalah dengan menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat apabila mengalami sindroma jaundice.
Selain itu, Dinkes Bantaeng juga akan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor terutama Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng.
"Upaya antisipatif terakhir adalah menyusun Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng tentang Pembentukan Tim Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiolloginya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology)," jelas dia.
Baca Juga : Ilham Azikin Paparkan Program Kuliah Gratis ke Gen Z Bantaeng
Kabid Pencegahan dan Pengendalian (P2), dr. Armansyah, M.Kes menyampaikan bahwa saat ini belum ada kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Kabupaten Bantaeng.
Meskipun belum ada kasus, menurut Ketua ASDOKI Wilayah Sulawesi ini, Dinas Kesehatan Bantaeng tetap melakukan aktivitas pencegahan dan pengendalian penyakit melalui tim yang telah dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng.