RAKYATKU.COM, PAREPARE -- Pandemi COVID-19 menuntut kita untuk kreatif memanfaatkan peluang untuk berkreasi. Seperti yang dilakukan Agussalim (50) warga jalan Mappangara, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan .
Agussalim kini bisa menghemat biaya pemakaian listrik hingga antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu perbulan berkat kreatifitasnya merakit pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) mini di pekarangan rumah.
Penyiar radio swasta lokal di Parepare tersebut memanfaatkan barang-barang elektronik bekas seperti Adaptor, Regulator hingga aki untuk merakit seluruh komponen PLTB mini, hanya kipas yang berfungsi sebagai turbin saja yang dibelinya.
Baca Juga : Envision Group Rancang Pembangunan PLTB Berkapasitas 867 MWH di Bantaeng
Ditemui di rumahnya, Minggu (24/4/2022), Agussalim mengaku ide merakit PLTB mini berawal saat pandemi COVID-19 sejak 2 tahun lalu.
"Karena pada saat itu pandemi mengharuskan kita di rumah sehingga saya akhirnya berkreasi dan mulai merakit pembangkit listrik ini, kebanyakan di rumah penghasilan menurun jadi saya berfikir bagaimana bisa mengurangi biaya membengkak terutama pemakaian listrik yang berkisar Rp500 ribu hingga Rp700 ribu perbulan," bebernya.
PLTB Sidrap Bayu Energi yang baling-balingnya bisa dilihat dari rumahnya diakui oleh Agussalim sebagai inspirasi.
Baca Juga : Dua Investor Bangun PLTB dan PLTS di Bantaeng
"Saya liat baling-baling PLTB Sidrap disitu saya terinspirasi, apalagi kondisi angin di daerah tempat tinggal saya cukup kencang terutama pada siang hingga sore hari. Angin dengan kecepatan 0,2 knot sudah cukup memutar baling-baling yang saya pasang di ketinggian 4 meter," jelasnya.
Saat ini kata Agussalim, hampir seluruh alat elektronik di rumahnya mulai dari AC, Kulkas, televisi hingga karaoke sistem dialri listrik dari PLTB mini hasil kreasinya.
"Kalau dulu bisa sampai Rp700 ribu perbulan , kini beli token listrik Rp100 ribu bisa dipakai 1 bukan lebih," tandasnya.
Baca Juga : Proyek PLTB Sasar Bantaeng
Karena konsumsi listrik yang menurun drastis, Agussalim mengaku pernah didatangi petugas PLN karena dicurigai melakukan pencurian listrik.
"Mereka sempat datang memeriksa instalasi, ada alat yang digunakan, setelah saya ceritakan dan mereka lihat baling-baking diatas tandon air, baru paham," ungkapnya.
Rencananya, Agussalim akan mengkomersilkan hasil kreasinya."Sisa tahap penyempurnaan dan kalau ada warga yang berminat bisa saya rakitkan," katanya.
Baca Juga : Investor Asal Jerman Bakal Bangun PLTB di Barru
Terkait ongkos yang dikeluarkan, Agussalim mengaku biayanya tidak terlalu besar. "Karena rata-rata komponennya menggunakan barang bekas saya hanya mengeluarkan uang berkisar Rp 3 juta, itu untuk membeli baling-baling dan kabel," tutupnya.