Jumat, 22 April 2022 16:17
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, BOGOR - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai langkah untuk memacu produksi kedelai lokal.

 

Kamis (21/4/2022), berlangsung pertemuan percepatan pengembangan kegiatan kedelai dan evaluasi kegiatan tanaman pangan yang juga dihadiri kepala dinas pertanian provinsi dan kepala balai pengawasan dan sertifikasi benih di 14 Provinsi sentra kedelai.

Bebarengan dengan acara buka bersama, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang hadir memberikan arahan pada kesempatan ini menyampaikan bahwa peluang untuk mengembalikan kejayaan kedelai lokal harus sitangani serius.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

"Salah satu yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa taala dalam bulan Ramadan adalah dikabulkannya doa kita. Termasuk hari ini kita niatkan kedelai menjadi bagian dari kehidupan kita, yang kurang lebih 15 tahun tergantung kepada negara lain," kata Mentan SYL.

 

"Napas yang baik hanya bisa baik kalau kita ada makanan. Belum selesai bencana COVID-19 kita dihantam oleh climate change, bencana di mana-mana. Ujungnya adalah terganggunya produktivitas yang membuat harga kedelai anjlok dan berakibat para petani tidak tertarik untuk menanam kedelai," jelasnya.

Mentan SYL berharap agar semua dari hulu hingga hlir selalu semangat dalam berjuang untuk membangkitkan kedelai Indonesia. Dengan situasi yang menguntungkan karena saat ini harga kedelai lokal sangat menjanjikan imbas harga kedelai impor melebihi harga kedelai lokal. Hal ini, menurutnya, menjadi momen tepat untuk percepatan kebangkitan kedelai nasional.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Sebagai informasi, alokasi kegiatan pengembangan kawasan kedelai tahun 2022 seluas 52.000 hektare di 16 provinsi. Kemudian, untuk menambah gairah petani menanam kedelai, telah disetujui tambahan anggaran pengembangan kedelai melalui Anggaran Biaya Tambahan (ABT) 2022 seluas 300.000 hektare di 14 provinsi.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan perlunya beberapa langkah percepatan dengan mengundang Dinas Pertanian daerah untuk segera mengusulkan calon petani dan calon lokasi (CPCL).

Kemudian, dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BSPB) juga perlu mendukung untuk proses sertifikasi benih kedelai. Terkait peningkatan produksi kedelai, memang diperlukan percepatan adopsi teknologi budi daya kedelai yang terbarukan dari rata-rata produktivitas 1,5 ton per hektare bisa ditingkatkan menjadi 2-3 ton per hektare.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Pada dasarnya ketersediaan nasional untuk kedelai aman mencukupi kebutuhan nasional sekitar 200 sampai 250 ribu ton per bulan. Kami tentu perlu back up semua pihak supaya dapat meningkatkan produksi kedelai, baik dari sisi peningkatan produktivitas maupun luas panennya,” jelas Suwandi. (*)