Jumat, 08 April 2022 15:49
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di parlemen Yunani. Foto/Reuters
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato kepada parlemen Yunani.

 

Zelensky yang diundang untuk berpidato di parlemen Yunani oleh Perdana Menteri konservatif Kyriakos Mitsotakis, menerima tepuk tangan meriah dari anggota parlemen yang hadir di ruangan itu.

Namun pidato Zelensky menyebabkan kemarahan partai-partai oposisi.

Kemarahan tersebut dipicu kemunculan seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota etnis Yunani dari batalion ultranasionalis Ukraina, Azov yang muncul di sebuah video.

Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner

Zelensky dalam pidatonya berbicara tentang penghancuran pelabuhan Mariupol yang merupakan rumah bagi ribuan etnis Yunani dan meminta bantuan Athena.

 

Zelensky juga menunjukkan video dengan pesan oleh seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota batalion Azov, milisi sayap kanan yang sekarang menjadi bagian dari Garda Nasional Ukraina.

"Saya menyapa Anda, sebagai orang Yunani. Saya Mikhail, kakek saya berperang melawan Nazi. Saya berpartisipasi dalam pertahanan Ukraina melalui Batalyon Azov," katanya seperti dilansir dari Reuters, Jumat (8/4/2022).

Baca Juga : Korban Tewas di Atas 80 Sejak Awal Bentrokan di Sudan

Namun video tersebut menimbulkan reaksi keras di media sosial dan kemarahan dari partai-partai kiri.

Tak lama setelah pidato, ketua partai sayap kiri Yunani Syriza Alexis Tsipras mengatakan insiden itu adalah provokasi.

"Solidaritas dengan orang-orang Ukraina diberikan. Tetapi Nazi tidak dapat memiliki suara di parlemen," cuitnya.

Baca Juga : Pengadilan Kriminal Internasional Perintahkan Tangkap Putin, Menteri Kehakiman 40 Negara Segera Rapat

Tweet-nya telah mendapatkan lebih dari 3.900 likes pada Kamis malam. Seorang juru bicara pemerintah Yunani menanggapi bahwa pesan seorang anggota Batalyon Azov adalah "salah dan tidak pantas".

Negara-negara Barat mengatakan invasi Moskow, serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua, sama sekali tidak beralasan. Rusia mengatakan sedang melakukan "operasi khusus" untuk melucuti senjata dan "denazifikasi" tetangganya.

Kedutaan Ukraina di Athena mengatakan resimen Azov, yang dibentuk sebagai kelompok sayap kanan pada 2014, telah direformasi dan diintegrasikan ke dalam Garda Nasional Ukraina.

Baca Juga : Ramzan Kadyrov Ramal Akhir Konflik Rusia vs Ukraina: Barat Akan Berlutut

"Selama bertahun-tahun Rusia mencoba 'menanamkan' ke dalam pikiran Yunani mitos bahwa Resimen 'Azov' adalah unit independen paramiliter yang beroperasi di Mariupol," katanya.

"Video tersebut tidak ada hubungannya dengan perbuatan Nazi, yang dilakukan Rusia di tanah kami dan terhadap rakyat kami," sambungnya.

Sumber : Sindonews.com