Sabtu, 12 Maret 2022 10:57
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus bersinergi dengan mitra pembangunan internasional dalam membangun model pertanian inovatif yang dapat menjadi acuan bagi negara-negara utamanya di kawasan Asia Pasifik.

 

Hal ini disampaikan Mentan SYL saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri (Ministerial Meeting) Konferensi Regional FAO untuk Asia Pasifik (APRC) ke-36 secara virtual, Jumat (11/3/2022).

"Meningkatkan kerja sama antarnegara dan menegaskan kesiapan Indonesia untuk memberikan bantuan teknis termasuk melalui kerangka Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) yang telah diperkuat Indonesia melalui nota kesepahaman KSST tentang pertanian dan ketahanan pangan dengan FAO tahun 2021 lalu," kata Mentan SYL.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Dalam pertemuan ini turut hadir Direktur Jenderal FAO dan menteri pertanian perwakilan 42 negara anggota Asia Pasifik serta 76 observers yang mewakili perwakilan organisasi internasional dan LSM.

 

Mentan SYL juga menyampaikan prioritas nasional dan regional Indonesia di sektor pertanian di antaranya upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat melalui program Food Estate, transformasi digitalisasi pertanian, pembangunan kapasitas petani milenial dan agripreneurs, serta program Pekarangan Pangan Lestari untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga.

"Sektor pertanian Indonesia dalam kondisi pandemi mampu memenuhi permintaan konsumsi masyarakat sehingga stabilitas harga terjaga serta mampu menjadi pilar dalam menyerap kelebihan tenaga kerja dari sektor lain yang kembali ke pedesaan akibat pandemi," kata Mentan SYL.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Lebih lanjut, Mentan SYL menegaskan terkait tiga isu prioritas yang diusung keketuaan Indonesia pada kelompok kerja pertanian G20 tahun ini yaitu, 1) membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, 2) mendorong terciptanya perdagangan lintas negara yang terbuka dan dapat diprediksi, serta 3) membangun kewirausahaan pertanian dan digitalisasi. Ketiga prioritas ini akan berkontribusi dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

"Saya apresiasi dan berkomitmen untuk terus memupuk kolaborasi dengan FAO, IFAD, WFP, dan mitra pembangunan lainnya dalam membangun sistem pangan dan pertanian yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan," tutur Mentan SYL.

APRC merupakan pertemuan tingkat menteri yang digelar dua tahun sekali untuk mendiskusikan tantangan sektor pertanian dan ketahanan pangan sehingga tercipta koherensi kebijakan negara-negara anggota FAO di kawasan.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

APRC sesi ke-36 menyepakati komitmen bersama untuk terus mendorong upaya transformasi sistem pangan, memperkuat mata pencaharian, serta memastikan perbaikan gizi dan ketahanan pangan dengan berprinsip pada "no one left behind" yang merupakan semangat Sustainable Development Goals (SDGs).

Sesi ke-36 tahun ini dihelat di Dhaka, Bangladesh, 8-11 Maret 2022. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mentan SYL dengan anggota Delri terdiri atas unsur Kementerian Pertanian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta KBRI Roma. Dubes Indonesia untuk Bangladesh juga hadir secara langsung sebagai alternate Ketua Delegasi Indonesia di Dhaka. (*)