Rabu, 09 Maret 2022 13:42
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Foto: Getty Images)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan Ukraina tak lagi ngotot bergabung menjadi anggota NATO. Ia menyebut NATO takut kepada Rusia.

 

"Saya sudah meredam diri terkait isu ini sejak lama, setelah kami memahami bahwa NATO tak siap menerima Ukraina," ujar Zelensky dalam wawancara yang disiarkan ABC News dilansir dari AFP, Rabu (9/3/2022).

"Aliansi itu takut hal-hal kontroversial dan konfrontasi dengan Rusia," sebutnya. Zelensky juga menegaskan ia tak sudi menjadi presiden negara yang memohon-mohon hingga berlutut.

Baca Juga : Presiden Ukraina Yakin Pengiriman Jet Tempur F-16 AS Dapat Mengakhiri Invasi Rusia

Kemungkinan Ukraina masuk NATO jadi salah satu isu yang membuat Rusia geram sebelum melakukan invasi pada 24 Februari lalu.

 

Rusia melihat dalam beberapa tahun terakhir NATO terus memperluas wilayah ke negara-negara sekitar Rusia.

Rusia menilai itu sebagai ancaman terutama karena unsur-unsur militer aliansi Barat ini berada tepat di depan pintu negaranya.

Baca Juga : Presiden Ukraina Sebut Barat Akan Hancur Jika Rusia Dibiarkan Begitu Saja

Di tengah peningkatan ketegangan ini, Rusia mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Moskow.

Setelah itu, Rusia mengumumkan operasi militer di timur Ukraina mulai 24 Februari lalu. Kemudian, pasukan Rusia menyergap Ukraina dari utara, timur, dan selatan.

Dalam sejumlah perundingan saat perang berkecamuk, Rusia mendesak agar Ukraina mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka.

Baca Juga : Presiden Ukraina Zelensky Akan Hadiri KTT G7 di Hiroshima

Ditanya ABC terkait permintaan Rusia itu, Zelensky mengatakan Ukraina sangat terbuka untuk dialog.

"Saya membicarakan soal jaminan keamanan. (Luhansk dan Donetsk) belum diakui negara mana pun kecuali Rusia, republik pseudo ini. Namun, kami bisa mendiskusikan dan mencari kompromi mengenai nasib wilayah ini," katanya.

"Yang penting bagi saya adalah bagaimana warga di wilayah itu yang ingin tetap menjadi bagian Ukraina, dan bagaimana warga Ukraina lainnya mau menerima mereka. Masalahnya lebih sulit dari sekadar mengakui (kemerdekaan) mereka."

Baca Juga : Rusia Indikasikan Tarik Diri Dari Perjanjian Senjata Eropa

"Yang perlu dilakukan adalah (Vladimir) Putin mulai bicara, memulai dialog, ketimbang hidup di dalam gelembung informasi tanpa oksigen," kata Zelensky. (*)