Rabu, 16 Februari 2022 12:04
Proyek terbengkalai yang disambangi Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong.
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Proyek pembangunan infrastruktur pendukung wisata di Toraja Utara menjadi sorotan. Hal ini setelah Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong menemukan proyek yang terbengkalai.

 

Dari temuan Wakil Bupati Toraja Utara tersebut, lembaga Anti Corruption Committee Sulawesi (ACC Sulawesi) mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera melakukan penyelidikan.

"Jika pengerjaan mangkrak maka sangat memungkinkan terjadi masalah. Olehnya itu Polda Sulsel maupun Kejati harus segera turun menyelidiki kasus ini," kata Kadir Wokanubun, Ketua Badan Pekerja Anti Corruption Committee Sulawesi Rabu (16/2/2022).

Ia berharap penegak hukum menelusuri kemungkinan adanya pelanggaran pidana, baik sejak pelaksanaan tender hingga kualitas pekerjaan apakah sudah sesuai dengan juknis atau tidak.

 

"Jika melihat di LPSE pagunya Rp50 miliar tapi perusahaan yang menang itu penawarannya hanya Rp39 miliar lebih. Artinya kualitas pekerjaan bisa menjadi taruhan juga di sini. Saya kira sangat patut segera diselidiki," tambah Kadir.

Sementara itu, Kasubdit III Tipikor Polda Sulsel, Kompol Fadli yang dikonfirmasi perihal proyek tersebut mengatakan sejauh ini Polda belum melakukan pendalaman. Namun ia memastikan akan segera mengecek apakah sudah ditangani di jajaran Polres di Tator.

"Kami cari info dulu siapa tahu Tator sudah tangani," kata Kompol Fadli

Sebelumnya, proyek terbengkalai itu ditemukan oleh Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong. Ia pun sangat kecewa saat melihat kondisi pekerjaan proyek yang bersumber dari APBN itu.

"Izin Pak Plt Gubernur, saya berada di salah satu proyek yang sangat strategis untuk pariwisata, tapi sayang sekali dana dan perhatian pemerintah dijawab dengan proyek yang amburadul seperti ini," ungkap Frederik.

Selain itu, Frederik mengatakan lelang pengerjaan proyek diyakini bermasalah sejak awal. Hal tersebut berujung pada pengerjaan proyek yang tidak maksimal.

"Projek tidak ada dan kami yakin seleksi untuk pemenang kontraktor pasti ada masalah sehingga kemudian kontraktor seperti ini yang terpilih jadi pemenang," tambahnya.

Dikatakan, proyek tersebut seharusnya menjadi nilai tambah untuk meningkatkan wisatawan di Toraja Utara. Sayangnya, harapan tersebut harus pupus dengan kondisi proyek yang ada saat ini.

"Yang sangat dirugikan selain pemerintah adalah Toraja Utara karena daerah ini adalah daerah wisata. Dua proyek baik yang ada di Lolai maupun di Bori’ Kalimbuang menjadi proyek yang seharusnya membuat daya tarik wisata bertambah di Toraja Utara, tapi yang kita dapati sekarang adalah proyek yang terbengkalai," beber Frederik.

 

TAG

BERITA TERKAIT