RAKYATKU.COM,--Surga untuk Ayah suatu ide cerita yang diangkat dari kehidupan nyata seorang penulis. Dimana setiap keluarga pastinya membutuhkan sosok kuat seorang ayah.
Seorang ayah mempunyai peranan penting dalam keluarga tidak hanya sebagai pencari nafkah tetapi merupakan sosok pelindung, panutan, bermoral tinggi dan bersahabat dalam keluarga.
Suksesnya seorang anak dimasa depan merupakan peran penting seorang ayah, karena seorang ayah akan menjadi cermin dalam keluarganya. Karena tidak semua bapak bisa jadi ayah yang baik bagi keluarganya.
Ayres Entertainment Indonesia sebagai Rumah Produksi Surga Untuk Ayah mencoba memberikan warna baru bagi dunia perfilman Indonesia terutama di Sulawesi Selatan.
Sutradara Surga Untuk Ayah, Rusmin Nuryadin mengatakan ia mencoba melahirkan tontonan yang memberikan edukasi, mendidik dan menginspirasi para penonton yang bisa diterima oleh semua kalangan usia.
Adapun aktor dan artis yang terlibat dalam pembuatan film ini diantaranya, Michel, Vio, Dave, Dhuha, Zoe, Donni Alamsyah.
Donny Alamsyah merupakan salah satu aktor pemeran utama pada film "Surga untuk Ayah" mengungkapkan alasan kenapa berminat bergabung dalam film garapan sineas lokal ini.
“Saya suka dengan ceritanya, seorang ayah yang berjuang membesarkan anaknya sendiri. Bagaimana ia juga harus menjadi seorang ibu,” ujarnya kepada wartawan saat jumpa pers sabtu (15/1/2022) di Swissbelin Hotel Makassar
Donny menambabkan bahwa ia memilih bergabung pada film ini karena ia melihat semangat dari para sutradara.
“Insha Allah akan jadi karya yang menghibur,” terang Donny yang juga sering muncul pada serial web dan FTV yang sudah membintangi 40 film.
Produser Surga untuk Ayah Syaifullah Ara yang juga hadir mengatakan, proses pengambilan gambar untuk film ini akan dilakukan mulai 17 Januari 2022 hingga 5 Februari 2022.
"Kami lakukan didua tempat, yakni di Malino 10 hari dan di Makassar 10 hari,” ujarnya.
Erwin Mulasman yang juga sebagai produser film ini menceritakan, meski film yang dibuat bertema nasional, namun pihaknya tetap memasukkan unsur lokal di dalamnya.
“Unsur lokal selain lokasi, ada dialog antara ayah dan anak yang menggunakan dialeg dan budaya lokal Sulawesi selatan. Selain itu lokalitas juga kami terapkan dalam pembuatan film, yakni dengan semangat sipakatau, sipakainge, sipakalebbi,” ujarnya.