RAKYATKU.COM - Seekor penyu mendapat kesempatan untuk menjalani hidup baru di Skotlandia, setelah ditemukan terluka dan terjerat jaring di Maladewa.
Penyu lekang yang diberi nama April itu dirawat di Pusat Rehabilitasi Penyu setelah diselamatkan di Atol Raa pada April 2019.
Dokter hewan mengatakan April membutuhkan perawatan jangka panjang dan tidak akan bertahan hidup di alam liar.
Baca Juga : Daging Penyu Diperdagangkan di Makassar, Harga Rp250 Ribu/Kg
Kini April telah dipindahkan sejauh 8.046 kilometer ke Sea Life, Loch Lomond di Balloch, Skotlandia dan menjadi bagian dari upaya konservasi penyu.
Saat ditemukan, April sedang mengambang di permukaan laut, terjerat jaring dengan kantong plastik di lehernya.
Dia kehilangan sirip depan sebelah kanan karena jaring dan sirip depan kirinya terluka akibat gesekan kantong plastik.
Baca Juga : Ribuan Penyu Pingsan Akibat Kedinginan, Untungnya Berhasil Diselamatkan
Hasil X-ray mengungkap, April menderita infeksi paru-paru, yang kemungkinan menyebabkan organ tubuhnya itu rusak.
Dokter hewan juga menemukan bahwa April menderita masalah daya apung dan tidak bisa sepenuhnya membenamkan dirinya di bawah air.
Dua badan lingkungan yang berbasis di Maladewa, Reefscapers dan Marine Savers, serta perusahaan akuarium Sea Life di Inggris dan badan amal konservasi, Sea Life Trust, bekerja sama dengan maskapai penerbangan IAG Cargo untuk menerbangkan April ke tempat barunya di Skotlandia.
April bergabung dengan lima penyu lainnya yang dibawa ke rumah baru mereka melalui Program Penyu Terbang (Flying Turtle Project).
Kathryn Angel, general manager Sea Life Loch Lomond, mengatakan, "Kami sangat senang menyambut April di keluarga Loch Lomond. Penyu sudah beradaptasi dengan lingkungan baru."
"Kedatangan satu penyu lagi benar-benar menyenangkan."
Dia menambahkan, "April menderita luka akibat polusi plastik, jadi dengan hadirnya April di sini, anak-anak benar-benar bisa melihat dampak polusi plastik pada penyu secara langsung."
Andy Torbet, duta Sea Life Trust, menambahkan, "Ketika Anda melihat penyu yang terluka dari dekat dan luka-luka yang disebabkan oleh jaring dan polusi plastik, isu semacam itu akan semakin sering terdengar."
Badan amal konservasi WWF mengatakan saat ini jumlah penyu lekang di dunia paling banyak dibandingkan semua penyu, tetapi rentan terhadap gangguan karena mereka bersarang hanya di beberapa tempat.
Sumber: BBC Indonesia