Oleh: Subhan Yusuf
Karier yang paripurna. Mulai dari pegawai biasa. Kemudian, kepala desa. Jadi, lurah. Sekcam berikutnya. Dan, kemudian menjadi camat teladan tingkat nasional.
Juga, jadi kepala Biro Humas Pemprov Sulsel. Selanjutnya, sekda. Menjabat bupati Gowa dua periode. Wakil gubernur. Dan, gubernur Sulsel selama dua periode. Lalu, sekarang menjadi Menteri Pertanian RI.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Perjalanan hidupnya yang paripurna sebagai pamong, membuat Mentan Syahrul tak berhenti mengucap syukur. "Alhamdulillah. Alhamdulillah, Tuhan memberikan banyak hal dalam hidup saya," tandasnya, seraya menggerakkan dua tangannya bak sedang berdoa.
Bicara prestasi, Mentan Syahrul-lah mencatatkan sejarah paling banyak meraih penghargaan. Saat menjabat gubernur Sulsel, Syahrul mencatatkan 200 lebih penghargaan. Baik nasional maupun internasional. Belum lagi, saat jadi bupati dan wakil gubernur.
Mengutip Al-Qur'an surah Ar-Rahman, yang artinya: "Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan?", Syahrul sadar. Bahkan, haqqul yaqin, bahwa semua itu adalah titipan. Dan, ia sebagai hamba, tentu harus semaksimal mungkin menjalankan amanah itu sebaik mungkin.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
Targetkan Swasembada Pangan
Dua puluh empat purnama lebih. Ya, Syahrul sudah dua tahun lebih menjabat sebagai menteri.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
Menjabat menteri, tentu ada suka dan dukanya. Melalui SYL Way kepada penulis, Syahrul di pagi buta, sudah mengirimkan tulisannya. Ia sudah berada di atas pesawat. Dalan tulisan itu, ia menyampaikan tugas penting untuk negara. Dan, itu, adalah ibadah.
Tak lupa, --dalam tulisan itu-- SYL juga menyampaikan kepada "awan" agar menjaga keluarganya. Sahabat dan semua rekan-rekannya agar tetap sehat.
Memang, selain orator, SYL juga sering menulis. Sudah puluhan buku yang ia tulis. Termasuk, tulisan rutin SYL Way-nya.
Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel
Lalu, apa mimpi Syahrul yang sekarang menjabat Menteri Pertanian RI? Syahrul yang akrab disapa komandan, berharap, Indonesia kembali menjadi swasembada pangan.
"Saya pikir, kita bisa menjadi negara yang swasembada pangan. Seperti saat zamannya Pak Harto dulu. Dan, di bawah komando Pak Presiden Jokowi, saya yakin, kita juga bisa mewujudkan itu," tandasnya, optimistis.
Syahrul menambahkan, pertanian memang terkait banyak hal. Iklim sangat berpengaruh atas hasil pertanian. Belum lagi bencana seperti banjir dan lain-lain.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
Namun, kata dia lagi, dengan kerja keras dan ikhlas, insya Allah, semua bisa diraih. "Kalau kita sama-sama fokus, insya Allah, swasembada pangan akan terwujud," tegasnya.
Memang, semenjak menjabat menteri pertanian, Syahrul YL jadi "benteng" untuk impor. Sebaliknya, di masa Mentan Syahrul--merujuk data statistik--ekspor Kementerian Pertanian, malah meningkat tajam.
"Saya mau sampaikan, impor itu tidak dilarang. Tetapi, jika kebutuhan dalam negeri cukup, apakah kita harus impor?" tandas Syahrul, di sebuah kesempatan.
Walau impor adalah 'barang ngeri-ngeri sedap', namun Mentan Syahrul meyakinkan bahwa kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Dan, di situlah negara hadir untuk rakyat. Ya, secara keseluruhan!
Tak Ingi Jadi "Apapun Lagi"
Disinggung soal langkah selanjutnya jika tak lagi menjabat sebagai menteri, Syahrul menegaskan, kini ia fokus untuk beribadah. "Saya tidak punya niat apapun lagi. Insya Allah, nikmat yang Tuhan berikan kepada saya sudah sangat luar biasa besarnya. Saya mensyukuri semua itu," tegasnya.
Syahrul tak menafikan perjalanan takdir seseorang. Dan, itu, semua adalah ketentuan Yang Maha Tahu.
"Tetapi, bagi saya, semua amanah yang diberikan saat ini, saya bertekad melakukannya dengan sebaik-baiknya. Tentu, untuk kepentingan banyak orang. Juga, dengan sabar dan ikhlas. Dan, saya, akan jadikan semua itu adalah ibadah," katanya, pasti.
Bagi Syahrul, masa-masa sekarang adalah fokus memberikan yang terbaik. Termasuk, saat ini, Syahrul lebih banyak beribadah. "Insya Allah, saya tidak punya keinginan muluk-muluk lagi. Saya fokuskan hidup saat ini untuk berbuat yang terbaik bagi banyak orang. Dan, juga, banyak beribadah," kuncinya. (*)