RAKYATKU.COM -- Gelar juara Liga 1 makin jauh bagi PSM. Para pecinta harus bersabar. Berharap lebih baik musim depan atau di turnamen pramusim.
Kekalahan 0-1 atas PSIS malam ini sudah menutup peluang PSM untuk menjadi juara. Itu hitungan di atas kertas. Juga melihat laga-laga tim Pasukan Ramang sebelumnya.
Hitungannya begini. Bhayangkara FC yang kini memimpin klasemen sementara sudah mengoleksi 29 poin. PSM baru 17. Terpaut 12 poin. Kedua tim sama-sama sudah menyelesaikan 13 pertandingan.
Baca Juga : Persibo Dinyatakan Kalah 0-3 Gara-Gara Pemain Salah Nomor Punggung, Bagaimana PSM v PSIS?
Artinya, laga tersisa tinggal 21 pertandingan. Coba kita hitung dengan prediksi PSM tampil perkasa di seluruh laga sisa. Anggaplah menyapu bersih seluruh pertandingan dengan kemenangan.
Kalau PSM menang 21 kali, berarti poin akhirnya nanti jadi 80 poin. Tapi, rasanya mustahil PSM bisa menyapu bersih seluruh pertandingan itu dengan kemenangan. Belum pernah terjadi sebelumnya, menang 21 kali secara beruntun. Oleh tim mana pun di dunia.
Faktanya, anak asuh Milomir Seslija itu sudah menelan empat kali kekalahan dan lima kali seri. Bhayangkara FC baru dua kali kalah dan dua kali seri.
Baca Juga : Masa Recovery 8 Hari, PSM Bisa Turun dengan Kekuatan Penuh saat Lawan PSIS Semarang
Terlepas dari menipisnya peluang PSM jadi juara, ada yang menarik dari laga di Stadion Maguwoharjo, Sleman ini. Khususnya pada komposisi pemain yang diturunkan jadi starter.
Anco Jansen yang jadi perbincangan di kalangan suporter, tidak diturunkan sejak awal. Dia baru dimasukkan di babak kedua menggantikan Ilham Udin Armayn.
Pemain asal Belanda itu diharapkan bisa mendobrak pertahanan PSIS untuk menyamakan kedudukan. Alih-alih bikin gol, Anco hanya bawa pulang kartu kuning.
Rasyid Bakri juga tidak diturunkan sebagai starter. Milo memilih memasang Fajar Handika lebih dahulu. Dia baru diganti Rasyid pada babak kedua.
Intinya, pada babak pertama, PSM tidak langsung tampil pada skuat terbaiknya. Kesempatan itu dimanfaatkan PSIS dengan mencetak gol cepat menit 5' melalui Bruno Silva.
Dia berdiri bebas memperdaya kiper PSM, Hilman Syam dari jarak hanya sekitar tiga meter. Pemain belakang sedikit lengah sehingga gagal menutup pergerakan Bruno.
PSM bukan tanpa upaya. Tapi, kebobolan gol cepat itu memberi beban tersendiri. Sebaliknya, PSIS tampil lebih percaya diri sambil berusaha mempertahankan keunggulan tersebut.