RAKYATKU.COM - Seorang oknum anggota kepolisian yang bertugas di jajaran Polrestabes Makassar yakni di Polsek Bontoala berulah di Kabupaten Bone.
Tidak main-main, oknum polisi berpangkat Bripda dengan inisial I tersebut diduga melakukan penodongan senjata kepada anak di bawah umur yang diketahui berinisial AMT.
Informasi yang disampaikan ayah AMT, AT, mulanya ia tidak mengetahui kejadian tersebut. Namun beberapa hari terakhir, anaknya yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP bertingkah aneh.
Baca Juga : Berbuntut Panjang, Propam Polda Amankan Polisi dari Makassar Setelah Todong Pistol Anak SMP di Bone
"Kemarin baru tahu. Makanya saya bilang kenapa ini anakku tidak pernah pulang-pulang, selalu di rumah tantenya tinggal. Ternyata trauma kasian. Tadi saya paksa baru pergi sekolah karena dia takut," kata AT, Senin (22/11/2021).
AT mengatakan kejadian tersebut baru diketahui setelah rekan yang membonceng AMT saat itu menceritakan kejadian penodongan itu. AT mendapatkan informasi bahwa penodongan bermula ketika AMT hendak mengambil HP di rumah neneknya di Dusun Timpa, Desa Mamminasae, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Jumat malam(18/11/2021).
Pada saat itu, AMT dan temannya melewati calon kepala desa nomor urut 2. AMT yang saat itu melihat anak kecil berteriak mengatakan "tail*s*".
"Dia waktu pilkades Kamis lalu, malamnya mau pergi ambil HP-nya. Dia melintas di depan nomor urut 2. Na lihat anak kecil, dia tidak lihat ada polisi, dia bilang tail*s*. Dikejar sama polisi, keluarga nomor 2, tugas di Bontoala, Makassar. Dipalangi motor baru ditendang, baru ditodong pistol bilang ada katanya suaranya bilang kutembak ko. Bilang mi, jangan kasian. Di situ mi gemetar, sampai dia beraki celananya," jelas AT.
AT pun tidak terima perlakuan oknum anggota Polri yang dianggap sangat berlebihan tersebut. Dimana akibat dari perbuatan oknum polisi yang dimaksud, anaknya yang masih dalam masa perkembangan mengalami perubahan perilaku. Ia mencemaskan perkembangan mental anaknya ke depan akan terganggu.
"Rencana mau lapor di Polres karena di polsek diarahkan lapor di polres. Saya mau diproses secara hukum. Saya minta keadilan. Saya tidak terima anakku dikasi begitu, di bawah umur juga kasian. Kayak teroris saja mau ditodong begitu. Saya takutnya mentalnya ke depan bagaimana karena selalu menyendiri semenjak kejadian itu," sebut AT.
Sementara itu, AKBP Ardiansyah, Kapolres Bone menyebut pihaknya belum menerima laporan resmi. Namun ia memastikan pihaknya akan mendalami dan akan memproses jika kejadian itu benar adanya.
"Masih dikonfirmasi karena yang bersangkutan belum laporan. Sementara masih diselidiki informasi tersebut, kalau bener, pasti kita tindaklanjuti," kata AKBP Ardiansyah.
Terkait peristiwa itu, Kapolsek Bontoala, Kompol Syamsuardi membenarkan bahwa Bripda I merupakan salah satu anak buahnya yang bertugas di Opsnal, Unit Reskrim Polsek Bontoala. Ia mengaku telah ditelepon langsung oleh AKBP Ardiansyah, Kapolres Bone atas tindakan yang diduga dilakukan oleh anggotanya tersebut.
"Saya sudah perintahkan (Bripda I) ke sana karena baru juga ditahu. Kapolres sudah telepon saya disuruh ke sana menghadap untuk diselesaikan," kata Kompol Syamsuardi.
Kompol Syamsuardi selanjutnya menanyakan kejadian yang dilakukan oleh anggotanya sehingga dipanggil Kapolres Bone.
"Katanya dia sementara duduk di rumah keluarganya habis pemilihan kepala desa. Ada motor melintas bilang tail*s*mu yang ada di dalam. Makanya itu anggota keluar dengan keluarga cari itu anak-anak. Begitu cerita anggota saya, entah benar atau tidak. Saya belum tahu ditodong atau tidak," tambahnya.
Kompol Syamsuardi juga menegaskan keberangkatan Bripda I ke Kabupaten Bone tanpa sepengetahuan dirinya. Ia menyebut Bripda I tidak meminta izin atau menyampaikan ke Kapolsek sebelum berangkat ke Kabupaten Bone. Ia pun tidak mengetahui apakah Bripda I membawa senjata saat berangkat ke Kabupaten Bone.
"Saya kurang tahu apakah dia bawa senjata atau karena tidak kasi tahu saya bilang mau ke daerah. Dia tidak izin ke saya bahwa ke Bone. Saya juga tidak tahu kalau dia ke Bone karena lepas piket kayaknya. Namanya kalau lepas piket kita tidak jangkau kita semua," bebernya.