Kamis, 14 Oktober 2021 14:56
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,PAREPARE -- Naomi Sampeangin, warga Kelurahan Ujung Lare, Kecematan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan tidak asing lagi bagi warga sekitar.

 

Di usianya yang sudah menginjak 70 tahun, semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di bidang kesehatan tidak pudar.

Sejak 40 tahun terakhir, Naomi mengabdikan dirinya untuk kemanusiaan. Khususnya terhadap orang dengan ganguan jiwa (ODGJ) di kota kelahiran BJ Habibie. Bahkan julukan ibunya ODGJ sudah melekat pada dirinya.

Baca Juga : ODGJ Berkeliaran Telanjang di Barru, Kini Diambil Keluarga

"Saya mengabdikan diri untuk ODGJ. Kenapa? Karena banyak ODGJ yang terlunta-lunta. Tidak terurus. Kebanyakan tidak dipedulikan. Kalau panti ashan kan ada yang bina. Sementara ODGJ tidak,” ungkap Naomi, Kamis (14/10/2021).

 

Naomi pun menceritakan bagaimana suka dukanya dalam mengurus ODGJ yang terlunta-lunta di jalan.

“Pernah waktu razia ODGJ di Parepare, ada ODGJ yang tinggi besar seperti Limbad perawakannya. Awalnya saya takut, namun saya coba menenangkan diri lalu mendekatinya memberikan kue dan akhirnya dia mau ikut ke mobil,” kenangnya.

Baca Juga : Resahkan Warga, Satpol PP Wajo Amankan ODGJ

Selama 40 tahun mengabdikan diri sebagai aktivis peduli ODGJ, setiap ada razia Naomi selalu melibatkan diri.

“Saya pernah memandikan 20 orang lebih ODGJ yang terjaring razia dan dibawa ke RSUD Andi Makkasau. Setelah itu saya potong rambutnya, penuh kutu dan bau, tapi kalau yang seperti itu sudah biasa. Ada rasa was-was. Jangan sampai saya diserang, makanya saya melakukannya dari belakang. Mereka duduk di kursi, saya rapikan rambut mereka dari belakang,” katanya.

Kepedulian terhadap ODGJ, kata Naomi, berawal setelah banyak dari mereka yang berkeliaran di jalan.

Baca Juga : 170 ODGJ Sembuh dari COVID-19, Direktur RS Dadi: Mereka Tidak Pusing, Tidak Stres

"Kota Parepare yang menjadi jalur hilir mudik masyarakat ke daerah lain seperti Kalimantan dan Malaysia, orang datang masuk silih berganti yang terkadang membawa permasalahan sosial. Salah satunya gangguan kejiwaan bagi sebagian orang. Ditambah lagi bahwa di Sulawesi Selatan hanya terdapat satu rumah sakit jiwa yang daya tampungnya pun sangat terbatas," urainya.

Banyak calon pasien yang mengurungkan niat untuk berobat ke rumah sakit. Mereka akhirnya berkeliaran di jalan dan tempat umum lainnya. Ada juga yang dipasung di rumah agar tidak membahayakan diri maupun masyarakat.

"Ada juga yang mendapatkan perlakuan yang kurang baik oleh masyarakat seperti perkosaan dan kekerasan lainnya," jelasnya.

Aksi peduli Naomi dalam mengurus ODGJ pun dilirik Pertamina Fuel Terminal Parepare. Hingga akhirnya menginisiasi Yayasan Cahaya Pelita Sehati yang memberikan pendampingan dan rumah singgah terhadap ODGJ sejak tahun 2018. Naomi menjadi nominator dan masuk 5 besar Local Hero Award 2019 yang digelar di Yogyakarta tahun 2019 lalu.

Jumlah ODGJ yang dilayani terus datang dan pergi bergantian. Apabila sudah sembuh dan membaik dikembalikan kepada keluarganya.

Saat ini, ia bersama kelompoknya mendampingi 26 ODGJ di dalam rumah singgah tersebut. Bersama Pertamina, Naomi dan kelompoknya melakukan beberapa program antara lain menjalin kemitraan dengan enam puskesmas di Kota Parepare, meningkatkan kerja sama dengan institusi terkait baik pemerintahan dan swasta dalam membangun gerakan bersama SEHATI menangani ODGJ.

Juga melakukan kunjungan rumah ODGJ, terapi aktivitas kelompok bagi ODGJ, support help group atau kelompok swabantu bagi keluarga atau pendamping ODGJ, pendampingan kepada ODGJ untuk mengakses layanan kesehatan, meningkatkan keterampilan dan aktivitas produktif, edukasi kepada keluarga atau pendamping ODGJ mengenai kesehatan jiwa, sosialisasi isu kesehatan jiwa kepada masyarakat, peningkatan kapasitas kader kesehatan jiwa dan petugas kesehatan di puskesmas serta pembentukan sistem untuk pemberian layanan kepada ODGJ dari beberapa stakeholder terkait.

Area Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, setiap wilayah operasi Pertamina memiliki social mapping yang memetakan masalah dan potensi masyarakat di sekitarnya.

Dari hasil social mapping tersebut, Fuel Terminal Parepare mendapati ada sosok yang memiliki kepedulian tinggi yang menjadi panutan masyarakat. Tetapi belum mendapat perhatian yang serius.

“Setelah kita dalami akhirnya Pertamina membantu beberapa peralatan pendukung pendampingan dan menjembatani Ibu Naomi dengan berbagai pihak seperti Dinas Kesehatan yang menyuplai obat-obatan untuk mereka. Alhamdulillah sejak 2018 sudah banyak ODGJ yang berhasil disembuhkan Ibu Naomi,” tutur Laode.

Simon, salah seorang warga Soreang Kota Parepare yang memiliki anak ODGJ, merasa terbantu dengan adanya program ini. Anaknya yang berumur 18 tahun selama ini singgah di rumah Ibu Naomi dan akhirnya sembuh.

"Ketulusan Ibu Naomi dalam memberikan pendampingan dan pelayanan jauh lebih dari kami yang orang tuanya sendiri. Kami banyak belajar darinya,” tukas Simon.

 

Penulis : Hasrul Nawir

TAG

BERITA TERKAIT