RAKYATKU.COM - Tim Penggerak PKK Sulsel bersama UNICEF Indonesia memperkuat program gizi yang dilaksanakan di Provinsi Sulsel.
Kerja sama tersebut dibahas dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan secara virtual bersama Jenewa Madani Indonesia selaku mitra UNICEF Indonesia, Senin (4/10/2021).
Pelaksana tugas Ketua TP PKK Sulsel, Naoemi Octarina mengatakan, program gizi ini termasuk dalam 10 program PKK, khususnya di Pokja IV. Selama ini, PKK fokus pada penanganan gizi buruk anak-anak, kemudian bagaimana menurunkan stunting di Sulsel.
Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel
"Kami dari PKK sudah melakukan rakor dan sosialisasi untuk menyamakan persepsi mengenai stunting dan gizi buruk, sehingga deteksi dini dilakukan dengan tepat," kata Naoemi.
PKK Sulsel juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Obgyn Indonesia (PDOI). Sehingga, untuk penanganan stunting dan gizi buruk ini bisa dilakukan sejak ibu dalam kondisi hamil.
"Melibatkan dokter obgyn ini penting, agar ibu hamil bisa dipantau sehingga melahirkan bayi dalam kondisi normal," tambahnya.
Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik
Mengenai kasus gizi buruk, istri Andi Sudirman ini menuturkan, ada sejumlah kasus dimana para orangtua tidak mengenali jika anaknya mengidap gizi buruk. Ia juga mengaku prihatin dengan anak-anak yang mengidap hidrosepalus, sekaligus gizi buruk.
"Kami harap, ke depan ada dukungan dari UNICEF dan Jenewa Madani Indonesia agar kita bersama-sama fokus penanganan stunting dan gizi buruk ini," harapnya.
Sementara, Nutricion Officer UNICEF Indonesia, Nike Frans, memaparkan penguatan program gizi di Provinsi Sulsel yang dilaksanakan UNICEF bersama Jenewa Madani Indonesia. Ia menegaskan, siklus mata rantai kekurangan gizi perlu diputus dari setiap kelompok umur.
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
Menurut Nike, ada delapan intervensi gizi spesifik yang dilaksanakan. Antara lain, pemberian TTD pada remaja putri, pemberian TTD pada ibu hamil, pemberian PMT pada ibu hamil KEK, pemberian asi ekslusif, PMBA, penilaian pertumbuhan, manajemen anak gizi buruk, dan manajemen anak kurang gizi.
Iapun berharap, PKK memberikan dukungan dalam menyukseskan program gizi spesifik. Mulai dari penguatan skrining dan rujukan, program gizi remaja dalam hal TTD rematri dan pendidikan gizi, kampanye ASI dan MP ASI, serta program gizi lainnya.
"Ada empat program utama program gizi UNICEF dan Jenewa Mada Indonesia. Yakni stunting dan masalah gizi balita, pencegahan dan penanganan gizi buruk atau wasting, gizi remaja dan gizi ibu, hingga gizi bencana," urai Nike.