Kamis, 30 September 2021 20:47
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Video dua orang perempuan yang mengaku korban aksi bom bunuh diri Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mendadak viral di media sosial.

 

Hal ini lantaran dalam video berdurasi 2 menit 35 detik itu mereka mengaku tidak mendapat perhatian pemerintah terkait perawatan akibat ledakan bom yang terjadi pada 28 Maret 2021 lalu. Mereka pun meminta donasi untuk menyembuhkan penyakit keloid yang diderita.

Terkait viralnya video tersebut, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Bhayangkara, Kombes Pol dr. Muhammad Mas'udi, memberikan tanggapan. Ia membantah para korban bom bunuh diri tidak diperhatikan.

Baca Juga : Pembangunan Gedung Perawatan 4 Lantai Rumah Sakit Bhayangkara Dimulai

"Tidak benar bahwa tidak diperhatikan," kata dr. Muhammad Mas'udi, Kamis (30/9/2021).

 

Terkait video itu pula, dia menyebut pihaknya menduga ada oknum tertentu yang sengaja memengaruhi sehingga kedua korban membuat video tersebut.

"Kami duga ada yang memengaruhi mereka untuk mengucapkan seperti di video viral itu," tambahnya.

Baca Juga : Video Korban Bom Gereja Katedral Makassar Kembali Beredar, Kali Ini Sampaikan Klarifikasi

Pasca kejadian bom, dr. Muhammad Mas'udi memastikan pihaknya memberikan penanganan maksimal, termasuk kedua korban yang muncul dalam video tersebut. Bahkan, kedua korban tersebut telah disiapkan dokter untuk perawatan lebih lanjut.

"Kami pastikan penanganan bagi seluruh korban bom, termasuk dua korban itu sudah disiapkan dokter bedah plastik untuk menangani," sebutnya.

Sebelumnya, kedua korban bernama Valeria Silitohun dan Kariadi Mayu mengaku sebagai mahasiswa dari Stikes Stella Maris Makassar. Mereka meminta donasi untuk menyembuhkan penyakit keloid yang diderita.

Baca Juga : Viral, Korban Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar Mengaku Tidak Diperhatikan Pemerintah

"Mengalami keloid pada tangan dan kaki pada saat ini. Keloidnya nyeri dan mengalami penebalan terus-menerus. Saya tak bisa lakukan aktivitas dengan sempurna," katanya.

Pasca kejadian tersebut, pihaknya pun mengaku tidak mendapat perhatian dari pemerintah sebagaimana yang telah dijanjikan. Mereka hanya menunggu RS Bhayangkara Makassar untuk pengobatan lebih lanjut.

"Saya juga telah dijanjikan pemerintah untuk pengobatan, tapi sampai saat ini kami tidak diperhatikan dengan sempurna sesuai dengan janji pemerintah. Saat ini saya juga menunggu kepastian dari Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, tetapi saya belum menerima kepastian dan ACC dari rumah sakit," tambahnya.

Baca Juga : Kapolda Letakkan Batu Pertama, Pembangunan Kantor RS Bhayangkara Berlantai 3 Dimulai

Dengan kondisi itu, melalui video tersebut ia meminta bantuan donasi agar bisa menyembuhkan penyakit yang diderita.

"Pada saat ini saya meminta kepada bapak-ibu yang menonton video saya, bapak uskup, pastor, dan donatur lainnya untuk bisa membantu kami untuk mengatasi keloid kami agar bisa beraktivitas dengan baik dan lebih luas," lanjut hahasiswi dari Tual, Maluku Tenggara, tersebut.

Sementara itu, seorang lainnya yakni Kariadi Mayu yang mengaku dari Ternate juga menyampaikan hal senada.

Baca Juga : 58 Terduga Teroris Asal Sulsel Dibawa ke Jakarta dengan Pesawat Carter, Dua Bayi Ikut Diboyong

"Saya anak perantau, saya juga korban. Sekarang saya mengalami keloid di bagian tangan kanan dan kaki kiri, namun saya merasa terganggu karena sering gatal dan kesakitan. Saya juga minta bantuan pastor uskup dan bapak-ibu yang nonton video ini untuk bantu agar kulit kami bisa sembuh kembali," katanya.

Penulis : Syukur

BERITA TERKAIT