JENEPONTO -- Keluarga besar Andi Makkasau merasa terusik dengan pernyataan terdakwa kasus suap dan gratifikasi, Nurdin Abdullah (NA) yang juga Gubernur Sulsel nonaktif. Pernyataan ini dianggap mencoreng nama baik Andi Makkasau Karaeng Lompo sebagai bangsawan di Jeneponto.
"Ini yang membuat kami keluarga besar di Jeneponto tersinggung. Sangat tidak elok, gelar kebangsawanan diseret-seret ke pengadilan. Saudara saya dianggap berbohong, (saudara saya) disuruh tobat. Seharusnya dia (NA) yang bertobat," kata saudara Andi Makkasau, Andi Mappatunru Karaeng Situju.
Dia menilai pernyataan Nurdin Abdullah di pengadilan ini sangat menyudutkan keluarganya. Menurutnya, perkara yang dihadapi Nurdin Abdullah seharusnya tidak dilimpahkan ke keluarganya.
Baca Juga : Nurdin Abdullah Divonis 5 Tahun Penjara, Ini Respons PDIP Soal Jabatan Wagub Sulsel
"Sangat tidak layak jika Nurdin Abdullah yang seorang profesor berkata seperti itu. Jangan perbuatanmu (NA), yang mau dikorbankan kami punya saudara yang tidak tahu menahu soal itu," katanya.
Dia juga meminta kepada Nurdin Abdullah untuk fokus melewati perkaranya yang sedang berjalan. Dia berharap terdakwa tidak serta merta menyeret orang lain dalam perkara ini. Begitupun dengan keluarga NA, dia berharap untuk tidak mengusik keluarga besarnya di media sosial.
Dia mengaku, keluarga besarnya sedang mempersiapkan langkah hukum terkait dengan pernyataan Nurdin Abdullah itu. Begitupun dengan kolega dan keluarga Nurdin Abdullah yang berupaya melecehkan saudaranya melalui media sosial.
Baca Juga : Warganet saat Sidang Vonis Nurdin Abdullah: Anggap Saja Pindah Rumah sambil Nikmati Hasil
"Kami memantau semuanya. Kami akan melakukan perlawanan hukum. Ini adalah bentuk pelecehan terhadap keluarga kami," kata Andi Mappatunru.
Seperti diberitakan sebelumnya, Andi Makkasau alias Karaeng Lompo mengklaim bahwa dirinya tidak pernah dibantu oleh Nurdin Abdullah selama proses Pilkada di Kabupaten Bulukumba tahun 2020 silam.
Hal itu disampaikan Karaeng Lompo saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan suap dengan tersangka Nurdin Abdullah, di Ruang Sidang Prof HM Harifin Tumpa, Pengadilan Negari Makassar, Kamis 16 September 2021.
Baca Juga : Mantan Sekretaris Dinas PUTR Sulsel Edy Rahmat Divonis 4 Tahun Penjara dan Denda Rp200 Juta
Ketika ditanyakan Hakim Ketua Ibrahim Pallimo, Karaeng Lompo menjelaskan, sangat berharap ada bantuan dukungan dari Nurdin Abdullah. "Saya paham beliau (Nurdin Abdullah) adalah tokoh. Beliau mendulang suara yang cukup besar dalam pemilihan di Bantaeng dan Pilkada Sulsel," ungkap Karaeng Lompo.
Dirinya di hadapan majelis hakim, berharap banyak, bisa menang Pilkada Bulukumba, dengan pengaruh ketokohan Nurdin Abdullah.
Karaeng Lompo sendiri merupakan calon wakil bupati di Pilkada Bulukumba berpasangan dengan Tomy Satria Yulianto sebagai calon bupatinya. Saat dikonfirmasi majelis hakim, Nurdin Abdullah menegaskan, keterangan Karaeng Lompo bohong semua.
Baca Juga : Nasib Nurdin Abdullah Akan Ditentukan Sidang Vonis Hari Ini
Nurdin Abdullah mengaku, sebagai "Karaeng", Makkasau harusnya berkata jujur. Proses pencalonan Andi Makkasau di Pilkada Bulukumba sangat jelas dibiayai oleh Nurdin Abdullah.
"Saya sangat berharap karena Karaeng ini bangsawan, omongan kita harus konsisten. Tadi sudah disumpah, saya mohon saksi untuk meminta ampun kepada Allah. Karena ini sangat berbahaya," ujar Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah mengaku sering bertemu dengan Andi Makkasau saat proses pencalonan. Saat maju di Pilkada, Andi Makkasau tidak punya uang sama sekali.
Baca Juga : Katakan Semata-mata untuk Kepentingan NA, Edy Rahmat Minta Bebas saat Bacakan Pledoi
Uang sumbangan pilkada itu disiapkan oleh Nurdin Abdulah dan donatur lainnya. Istri Makkasau bahkan pernah menangis ke Nurdin Abdullah agar dibantu.
"Beliau maju tidak punya uang sama sekali. Semua dana kami yang nyiapin. Ia berkali-kali ke Rujab bahkan istrinya menangis-nangis. Saya pernah mau ke Jakarta di bandara saya dihubungi minta uang, saya kumpulin kasih dia Rp200 juta," tambah Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah mengaku sangat tidak logis, jika Andi Makkasau tidak mengetahui pernah menerima uang darinya.
"Mantan Bupati Bulukumba Sukri Sappewali pun tahu soal itu," kata Nurdin Abdullah.
"Harusnya malu sebagai bangsawan tapi berbohong. Saya sekali lagi katakan logistik (Pilkada) kami yang suplai. Baju kaos semua. Saya bahkan minta agar Andi Makkasau tidak temui saya. Setiap saya ke Bulukumba, beliau selalu datang. Sementara saya harus jaga netralitas sebagai Gubernur," tegas Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah pun memastikan keterangan saksi sangat tidak benar. "Saya meminjam kemana-mana, karena sebagai keluarga dia harus maju. Sangat tidak logis kalau tidak terima uang," tutur Nurdin Abdullah.
"Jadi saya harap gelar bangsawan itu di ambil saja dari beliau (Karaeng Lompo). Saya terakhir-terakhir saya tidak mau bertemu terlalu intens karena kami harus menjaga integritas, Karena saya juga Gubernur. Beliau ini keluarga kami jadi kami bantu agar bisa maju," tutupnya.