RAKYATKU.COM - Pelaksana tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman berharap ulama berperan menyadarkan umat terhadap pandemi. Terutama penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19.
Harapan itu disampaikan Andi Sudirman saat membuka Musda VIII MUI Sulsel di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Sabtu (7/8/2021).
Sebelum menyampaikan harapan itu, Andi Sudirman terlebih dahulu menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya anggota Dewan Pertimbangan MUI Sulsel periode 2016-2021, Drs KH Nasruddin Razak.
Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel
Selanjutnya memaparkan berbagai kebijakan yang dilakukan Pemprov Sulsel dalam penanganan pandemi Covid-19. Di antaranya, memperketat lalu lintas penumpang di bandara, fasilitas isolasi terintegrasi (FIT) menjadi ruang isolasi bagi pasien positif Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan, mendatangkan alat High Flow Nasal Cannula (HFNC), alat untuk membantu pernapasan terapi oksigen aliran tinggi.
"Kita juga lakukan kebut vaksinasi untuk menyasar area aglomerasi dan wilayah episentrum, misalnya di Mamminasata. Vaksinasi ini untuk membangun herd immunity. Kita juga menjaga di hilir, dengan menginstruksikan kepada rumah sakit, agar BOR ICU tidak melebihi 70 persen, dan jika melebihi harus melakukan konversi ruangan untuk ICU," kata Andi Sudirman Sulaiman.
Andi Sudirman lalu meminta dukungan para ulama, kiai, dan ustaz untuk turut ikut membantu pemerintah dalam menyampaikan ke masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19.
Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik
"Kami minta agar dalam ceramahnya menyampaikan kepada jemaah, agar tidak takut memeriksakan diri ke rumah sakit. Kita tidak boleh panik. Dan mengingatkan masyarakat bagaimana menjaga imun, iman, serta bersikap jujur dengan kondisi tubuh. Jika kurang sehat, harus istirahat di rumah," pesannya.
Bagi Andi Sudirman, MUI menjadi salah satu organisasi yang menjadi penengah pemerintah dan masyarakat.
"Kita harap MUI memiliki kekuatan, kewibawaan, netralitas dalam memberikan pedoman, dan memiliki karakter ketua seperti almarhum Kiai Sanusi Baco yang memiliki karakter, citra, dan karakteristik yang kuat dan menenangkan," katanya.
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
Dia juga mendorong MUI menjadi benteng untuk memfilter paham-paham radikalisme. MUI disebut merupakan salah satu pilar pemersatu di Sulawesi Selatan yang selalu berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah provinsi.
"Harapannya, dengan kepengurusan yang baru tentu bisa melanjutkan perjuangan dari Kiai Sanusi Baco, serta mampu melanjutkan cita-cita MUI yang jauh lebih baik," harapnya.