Selasa, 03 Agustus 2021 21:36
Uji coba penggunaan aplikasi skrining dan pendampingan calon pengantin (catin) pada kegiatan strategi pencegahan stunting dari hulu bagi catin di Kabupaten Enrekang, Selasa (3/8/2021).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, ENREKANG - BKKBN" href="https://rakyatku.com/tag/bkkbn">BKKBN pusat melaksanakan uji coba penggunaan aplikasi skrining dan pendampingan calon pengantin (catin) pada kegiatan strategi pencegahan stunting dari hulu bagi catin di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

 

Ini bertujuan untuk mengetahui kemudahan pengguna, alur distribusi suplemen, hingga kemudahan koordinasi pihak terkait. Kegiatan berlangsung di Pendopo Rujab Bupati Enrekang, Selasa (3/8/2021).

Hadir sekaligus membuka acara Bupati Enrekang, Muslimin Bando, didampingi Kepala BKKBN Enrekang, Darmiati Siampa, dan Ketua TP PKK Enrekang, Johra MB.

Baca Juga : BKKBN Perkuat Pembinaan dan Koordinasi Program Penanganan Stunting di Gowa

Tim uji coba pusat, yakni RM Riyo Kristian Utomo selaku konsultan Ahli Program Pembangunan Keluarga pada Kedeputian Bidang KSPK BKKBN, Vicktor Palimbongan, Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN, dan Andi Ritamariani, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel.

 

Muslimin menyampaikan tentang penyimpangan perilaku seks yang terjadi pada usia remaja disebabkan pergaulan bebas hingga mengonsumsi obat-obat terlarang.

"Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stunting karena hamil di luar nikah di usia remaja tanpa dibekali pengetahuan yang cukup tentang kebutuhan gizi yang cukup pada bayi," ucap Muslimin.

Baca Juga : Luwu Utara Berhasil Turunkan Prevalensi Stunting Sebanyak 14,3 Persen pada Tahun 2023

Dia pun berharap dalam aplikasi nantinya ada fungsi pengawasan sekaligus memberikan fungsi edukasi terhadap calon pengantin.

"Saya berharap di dalam aplikasi ini nantinya dapat memberikan fungsi pengawasan serta edukasi kepada remaja tentang bagaimana menyusun perencanaan yang baik untuk kehidupannya," harapnya.

Sementara itu, Nofrijal, yang juga Penyuluh KB Ahli Utama menyatakan jumlah remaja Indonesia saat ini ada di angka 30 persen. Itu menjadi tugas besar BKKBN memberikan pemahaman akan bahaya stunting.

Baca Juga : Harapan Kepala BKKBN Sulsel Kepada 144 PPPK Penyuluh KB

"Kita konsen pada saat ini stunting nasional 31 persen, sementara target 2021 secara nasional adalah 14 persen sehingga BKKBN ditunjuk langsung oleh presiden untuk menekan angka stunting tersebut," katanya.

Uji coba penggunaan aplikasi diikuti pasangan catin 2 pasang per desa/kelurahan, bidan di desa/kelurahan lokus 2 orang, petugas puskemas kecamatan 2 orang, petugas KUA 2 orang, koordinator PKB kecamatan 2 orang, petugas desa/kelurahan 1 orang, Kabid KSPK OPD KB 1 orang, dan Forum Generasi Berencana Enrekang 2 orang.

Penulis : Hasrul Nawir