Selasa, 03 Agustus 2021 16:15
KM Umsini berlabuh di perairan Pulau Lae-Lae. (Foto Usman Pala/ Rakyatku.com)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kapal Pelni KM Umsini telah berlabuh di perairan Pulau Lae-Lae membawa pasien COVID-19 untuk menjalani isolasi apung" href="https://rakyatku.com/tag/isolasi-apung">isolasi apung terpadu.

 

Ide dari Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto), menjadikan KM Umsini sebagai tempat isolasi mandiri merupakan yang pertama di Indonesia.

Danny mengatakan, fasilitas KM Umsini ini sangat lengkap, dalam berbagai formasi pasien yang dibutuhkan, untuk menjalankan isolasi di kapal ini.

Baca Juga : Optimisme Makassar Menjadi Kota Kreatif UNESCO Berkat Keunikan Coto Makassar

Dengan fasilitas yang lengkap, Danny menyebut pihaknya tak banyak mengeluarkan biaya untuk menjadikan KM Umsini sebagai tempat isolasi.

 

"Khusus untuk isolasi apung, kami dapat keringanan luar biasa dari Kemenhub dan PT Pelni, Ro1,5 miliar pe rbulan, hanya untuk akomodasi," ujarnya.

Kata Danny, dibandingkan dengan tempat isolasi lainnya, ini jauh lebih murah. Dengan kapasitas tempat tidur 870, 804 untuk pasien, dan 66 untuk nakes.

Baca Juga : Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Terima Kunjungan Tim Morula IVF

"Nakes per sif 15 dengan 1 dokter paru penanggung jawab. Jadi memang SOP pelayanan itu di rumah sakit yang saya ketahui 1 banding 2,5. Jadi 1 pasien banding 2,5 yang melayani, termasuk kesehatan," ujarnya.

"Di samping itu ada manajemennya, yang urus motivasi, rekreasi, yang urus makan minum itu semua ada," sambungnya.

Bahkan, lanjut Danny, pihaknya juga sudah mengantisipasi apabila ada pasien yang emergency.

Baca Juga : KALLA dan Pemkot Makassar Teken MoU Revitalisasi Taman Hasanuddin

"Sudah disimulasi kemarin bersama TNI AL, Ditpolairud, dan kita punya enam kapal, semua sudah punya fungsi masing-masing, termasuk fungsi emergency kalau ada apa-apa, tapi mudah-mudahan tidak terjadi," ujar Danny.

Danny pun berharap dalam jangka 7--10 hari ada pasien yang sudah sembuh agar bisa dilakukan pergantian lagi dengan pasien yang memerlukan isolasi mandiri.

"Ya, jadi pengalaman kami, standar isolasi kan 10 hari, target 7--10 harilah. Jadi kami berharap, ketika kapal sandar untuk isi bahan bakar, disitu juga pergantian alumni," tutur Danny.

Baca Juga : Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Makassar Hadiri ASITA Business and Travel Fair

 

Penulis : Usman Pala