Kamis, 29 Juli 2021 10:01
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM -- Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap orang dalam mempersiapkan masa depannya.

 

Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban, suatu jalan menuju menjadi diri yang berilmu dan keilmuannya dapat bermanfaat bagi banyak orang. Termasuk mereka yang belajar di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin Makassar (FKIK UINAM).

Fakultas FKIK UIN Alauddin Makassar terdiri lima program studi yaitu Kedokteran, Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, dan Kesehatan Masyarakat yang memiliki visi sebagai Pusat Pencerahan dan Transformasi Ilmu Kesehatan Berbasis Islam. Dengan harapan, mereka dapat menjadi lulusan tenaga kesehatan yang profesional dan islami.

Baca Juga : Dompet Dhuafa Sulsel Gelar Bedah Buku untuk Tingkatkan Literasi Sejarah di Kalangan Pemuda

Akan tetapi dalam perjalanan pendidikannya, biaya pendidikan menjadi masalah krusial karena setiap tahunnya menjadi semakin mahal. Tak heran, jika para orangtua mengalami kendala saat mempersiapkan dana pendidikan untuk anaknya dan tidak sedikit mahasiswa yang kesulitan dalam membayar biaya UKT semester, atau membutuhkan biaya penunjang perkuliahan. Terlebih lagi di masa pandemi sekarang ini yang memberi dampak ekonomi pada masyarakat, termasuk orang tua mereka.

 

Banyak mahasiswa yang terpaksa harus cuti sementara, kerja paruh waktu di beberapa tempat, bahkan sampai harus memutuskan untuk berhenti kuliah karena terbentur masalah biaya pendidikan atau biaya hidup sehari-hari.

Melihat hal tersebut, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar (FKIK UINAM) bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan (DD Sulsel) mengadakan program beasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar. Beasiswa ini akan menjadi dana bantuan berupa dana penunjang pendidikan bagi mahasiswa yang membutuhkan.

Baca Juga : LKC Dompet Dhuafa Sulsel Luncurkan Program Kampung Sehati untuk 200 Keluarga Terdampak Banjir di Luwu

Peluncuran program beasiswa studi untuk mahasiswa FKIK ini merupakan bagian dari kerja sama MoU dengan Dompet Dhuafa Sulsel pada 13 Juni 2021. DD Sulsel dan FKIK UINAM bersama bersinergi mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya yang dimiliki secara terencana, terpadu, sistematis, efektif dan efisien, guna peningkatan mutu program kemanusiaan pada bidang kesehatan.

Launching program beasiswa studi mahasiswa FKIK ini dilakukan secara daring melalui webinar ZISWAF Produktif yang dihadiri Dr Muhammad Suhufi, SAg, MAg (Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat UINAM), Dr dr Syatirah Jalaluddin SpA, MKes (Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UINAM), Rahmat Hidayat HM, pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel, serta civitas akademika UINAM pada webinar ZISWAF Produktif melalui Zoom pada Rabu (28/7/2021).

Program beasiswa ini dapat dilihat pada web aplikasi salingtolong.org pada link https://salingtolong.org/campaign/patunganbeasiswafkikuinam/. Ini merupakan platform donasi digital milik Dompet Dhuafa Sulsel yang menghimpun dana donasi para donatur untuk keperluan beasiswa studi mahasiswa tidak mampu FKIK UIN Alauddin Makassar

Baca Juga : LKC Dompet Dhuafa Sulsel Bersama Dinkes Kabupaten Pangkep Resmi Luncurkan Program "Bidan Untuk Negeri"

Syatirah Jalaluddin selaku dekan Fakultas FKIK UIN Alauddin mengungkapkan melalui program beasiswa ini diharapkan memberikan banyak manfaat kepada mahasiswa yang membutuhkan.

“Salah satu cara untuk mengubah nasib masyarakat adalah dengan memperbaiki pendidikan. Oleh karena itu, ini merupakan kerja kolektif yang melibatkan banyak pihak untuk bersatu membantu sesama, memberikan banyak manfaat,” tutur Syatirah Jalaluddin Dekan FKIK UIN Alauddin Makassar.

“Terima kasih kepada Dompet Dhuafa telah menyambut ide kita. Mudah-mudahan kita dapat membantu lebih banyak orang lagi,” tambahnya.

Baca Juga : Chiki Fawzi dan Daeng Uki Apresiasi Dompet Dhuafa Sulsel dalam Pemberdayaan Kopi di Desa Kahayya, Bulukumba

Pada sesi webinar ZISWAF Produktif, Rahmat Hidayat HM juga memaparkan bahwa zakat dapat dijadikan sebagai instrumen untuk saling berbagi. Melalui zakat, kita mampu memberdayakan orang lebih banyak lagi dan mengentaskan angka kemiskinan.

Akan tetapi, pemberdayaan dana ZISWAF juga perlu adanya dorongan dan kesadaran dari semua pihak tentang wajib berzakat. Namun tidak hanya sekadar paham tentang zakat, tapi juga mampu mengimplementasikannya.

Menurut data yang dihimpun BAZNAS tahun 2021 bahwa potensi zakat 327,6 triliun sama dengan 10% dari APBN. Namun faktanya realisasi zakat hanya menghimpun Rp71,4 triliun, masih jauh dari potensi zakat yang seharusnya dihimpun.

Baca Juga : Hulu Trip Dompet Dhuafa Sulsel: Kenalkan Pemberdayaan Kopi di Desa Kahayya, Bulukumba

Dr Muhammad Suhufi juga menjelaskan dalam webinarnya bahwa Zakat sama pentingnya dengan salat. “Ada gandengan antara salat dan zakat. Zakat dan salat adalah sama pentingnya. Dan pada harta orang orang kaya ada 2,5 persen hak orang miskin dan itu harus ditunaikan,” tuturnya.

Sejalan dengan itu, Syatirah Jalaluddin juga memaparkan bahwa zakat tidak hanya act humanity, melainkan sebuah investasi, tidak hanya investasi akhirat namun juga dunia. "Semakin banyak yang kita bantu, kebaikan akan menggelinding semakin besar,” ucap Syatirah.

BERITA TERKAIT