Kamis, 22 April 2021 14:33
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Plt Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman, menegaskan, Pemerintah Provinsi Sulsel akan tetap melanjutkan pembangunan Stadion Mattoanging Andi Mattalatta, Makassar.

 

"Kalau lanjut, kita lanjutkan saja (secara bertahap). Masa diterlantarkan begitu. Untuk kondisi pembangunan, tentu ada tahapan sesuai kondisi kemampuan keuangan (daerah). Kalau tahun ini dikerjakan atau tidak, kita lihat kondisi keuangan dan design yang diinginkan," tegasnya, Kamis, 22 April 2021, setelah melakukan pertemuan dengan OPD terkait membahas perihal Stadion Mattoangin di Rujab Wagub Sulsel.

"Mereka (OPD) melaporkan tentang desain serta pertimbangan-pertimbangan teknis. Kita masih tunggu, karena masih memberikan pandangan sementara, makanya kita finalkan dululah apa yang terbaik," katanya.

Baca Juga : HUT Ke-22 Palopo, Pj Gubernur Sulsel Serukan Pembangunan Sektor Pantai Timur

Perihal perencanaan lebih lanjut, kata dia, perlu dibahas pada tingkat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

 

"TAPD yang mengetahui tentang pertimbangan pembiayaan konstruksi, sektor prioritas, pelayanan dasar yang mutlak harus dilakukan. Saya tidak boleh intervensi. Makanya saya selalu bilang, kita ambil (sistem pertimbangan) bottom-up," ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Sulsel juga tengah melakukan upaya penyelesaian utang proyek tahun 2020. Apalagi, adanya refocussing anggaran.

Baca Juga : Nobar di Parepare, Pj Gubernur Bahtiar Ajak Masyarakat Sulsel Dukung Timnas Indonesia

"Kita (fokus) penyelesaian utang, (sekitar Rp 300 Miliar) tersisa 12 persen. Dan masih ada utang yang harus diakui dulu (pemeriksaan BPKP dan Inspektorat), baru diselesaikan. Untuk utang pembangunan stadion kita belum lakukan saat ini, karena baru saja kita ambil untuk infrastruktur," jelasnya.

Dirinya pun menegaskan, pembangunan ini perlu dilakukan pertimbangan, sehingga bisa berfungsi maksimal. Apalagi melihat beberapa pembangunan stadion tidak ada yang terselesaikan.

"Saya tidak ingin mengambil risiko. Kalau saya bangun, saya tidak mau, saya bangun (nantinya beresiko) mandek, atau ditinggalkan dan tidak jadi lagi (tidak tuntas). Saya ingin ketika membangun, setiap tahapan membangun itu bisa berfungsi. Saya harus hati-hati, jangan sampai kita beri anggaran ke sana, tapi tidak cukup, hilang barang dan tidak dipakai, hitung-hitungan harus betul- betul matang, baru kita jalankan," terangnya.