RAKYATKU.COM - Banyak yang menganggap enteng larangan mudik. Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal Doni Monardo mengungkap alasan di balik kebijakan itu.
Pemerintah sebenarnya paham betapa rindunya warga rantau. Apalagi ini tahun kedua larangan mudik. Pada sisi lain, pemerintah berusaha menjaga kepentingan yang lebih besar.
"Ini dilakukan guna menekan penyebaran Covid-19 dalam skala nasional. Masyarakat harus paham langkah ini diambil supaya Indonesia tidak mengalami apa yang dialami India yang kasus Covid-19-nya melonjak sangat tinggi," kata Doni, Senin (10/5/2021).
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Pesan ini disampaikan dalam webinar dan briefing peserta program Fellowship Jurnalisme Perubahan Perilaku (FJPP) kerja sama Satgas Penanganan Covid-19 dan Dewan Pers FJPP Angkatan 3 tahun 2021.
Kepala BNPB ini mengungkap, Indonesia belajar dari India. Pada Februari 2021, kasus Covid-19 di India masih berada di bawah Indonesia.
Namun saat pemerintah setempat mulai melonggarkan kegiatan keagamaan dan politik, kasus Covid-19 di negara tersebut malah meledak dan tak terkendali.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
Nah, pemerintah Indonesia berusaha keras agar kejadian di India tidak terjadi di Indonesia. Larangan mudik ini salah satu yang dianggap paling bisa menekan penyebaran Covid-19.
"Kita kasihan kalau nanti banyak lagi tenaga medis yang gugur gara-gara merawat Anda yang terkena Covid-19," lanjut Doni.
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
Dia berharap, masyarakat bersabar. Menahan diri agar menunda mudik sampai pandemi Covid-19 berlalu. Apalagi di kampung belum tentu ada rumah sakit dan dokter yang memadai.
Pembukaan FJPP ini dilakukan secara virtual dan turut dihadiri Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh. Dia memberikan apresiasi atas pelaksanaan FJPP ini.
"FJPP ini momentum bersejarah yang jarang terjadi. Pemerintah berkomitmen membantu para wartawan yang sedang menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19," ungkap Mohammad Nuh.
Baca Juga : Cegah Penyebaran Covid-19 Jelang Pembelajaran Tatap Muka Pemkot Makassar Lakukan Penyemprotan Disinfektan
"Pers sebaliknya membantu pemerintah mengarusutamakan perubahan perilaku dalam masyarakat untuk menanggulangi pandemi Covid-19," tambahnya.
Ulang Tahun Doni Monardo
Pembukaan FJPP ini juga menjadi hari spesial bagi Doni Monardo. Bertepatan dengan hari kelahirannya. Dia kini genap berusia 58 tahun.
Baca Juga : Dinkes Wajo Bersama TNI dan Polri Gelar Vaksinasi Massal Bagi Masyarakat
Perayaan secara sederhana dilakukan di Graha BNPB, Jakarta. Hadir Santi Ariviani, istri tercinta. Lalu putri sulung, Azzianti Riani Monardo bersama suaminya, Kapten (Inf) Mochammad Arief Wibisono serta dua cucu kesayangan. Tampak pula si bungsu Azel (Adelwin Azel Monardo). Sementara itu, putra kedua, Alka (Reizalka Dwika Monardo) absen, karena masih mengikuti pendidikan militer di Magelang.
Kedatangan mereka sudah diatur oleh Korpsri Kolonel Czi Budi Irawan. Ia mengatur jadwal rutin sedemikian rupa, sehingga sore hari selepas jam kantor, tidak lagi diisi kegiatan dinas Satgas ataupun BNPB.
Tenaga Ahli BNPB, Egy Massadiah membocorkan totalitas Doni Monardo dalam penanganan Covid-19. Pada awal-awal pandemi, Doni terkadang hanya tidur tiga-empat jam sehari.
Selebihnya berkutat dengan urusan kebencanaan dan pengendalian Covid-19. "Keadaan itu sudah berlangsung setahun lebih, sejak ia memutuskan tidur di kantor,” kata Egy.