Kamis, 20 Mei 2021 17:37
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat transaksi ekspor pertanian pada April 2021 capai USD 340 juta. Nilai ini meningkat 18,98 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy).

 

Kepala BPS, Suhariyanto, menyampaikan bahwa peningkatan tersebut tergolong tinggi. “Secara tahunan, komoditas di sektor pertanian yang mengalami peningkatan tinggi yaitu tanaman obat, aromatik, dan rempah, terutama lada hitam dan cengkih,” ungkap Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (20/5/2021).

Peningkatan ekspor pada April 2021 juga turut didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas andalan Indonesia dan adanya permintaan peningkatan dari negara mitra dagang Indonesia. Salah satunya minyak kelapa sawit.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

“Secara yoy, minyak kepala sawit tumbuh sebesar 76,5 persen,” tutur Suhariyanto.

 

Dilihat dari data keseluruhan, ekspor pada April 2021 mencapai USD18,48 miliar. Nilai itu meningkat 0,69 persen dari Maret 2021 yang sebesar USD18,35 miliar, dan meningkat 51,94 persen dari April 2020 yang sebesar USD12,16 miliar.

Suhariyanto berharap ekspor Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan seiring dengan perbaikan ekonomi di Indonesia.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Dongkrak ekspor Rempah
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga, menyebutkan pemerintah saat ini memang terus berupaya meningkatkan ekspor pertanian, termasuk komoditas-komoditas rempah.

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mendongrak ekspor komoditas rempah adalah dengan memperkuat logistik perbenihan. Penguatan logistik perbenihan dinilai penting dalam mendorong peningkatan produksi komoditas perkebunan.

“Penyediaan benih unggul sangat berperan untuk meningkatkan produktivitas,” ujar Kuntoro.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Selain logistik perbenihan, peningkatan ekspor rempah juga difokuskan pada tahapan pasca panen dan pengolahan hasil. Untuk itu, pemerintah menyediakan alokasi anggaran untuk hilirisasi sehingga komoditas bisa memiliki nilai tambah.

“Diharapkan program-program yang dijalankan bisa meningkatkan nilai tambah sehingga komoditas-komoditas kita bisa layak ekspor,” pungkas Kuntoro.