RAKYATKU.COM - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada awal tahun ini telah menyiapkan strategi untuk penyediaan dan stabilisasi kedelai.
Agenda ini disiapkan untuk 100 hari ke depan sampai dengan bulan Maret dan 200 hari ke depan sampai bulan Juni 2021.
“Kedelai merupakan makanan yang sudah menjadi ciri khas orang Indoneaia. Maka dari itu kedelai merupakan makanan penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita,” ujar Mentan SYL pada saat menghadiri rapat pengembangan dan percepatan kedelai di Ruang AWR Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (11/5/2021).
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Indonesia saat ini masih impor kedelai sampai dengan 6 juta ton, di antaranya kedelai segar 2,6 juta ton untuk tahu tempe, terbesar berupa bungkil dan lainnya. Ini yang menurutnya harus dikurangi dengan penyediaan kedelai dalam negeri.
"Karena menurut saya menanam kedelai bukanlah hal yang sulit dilakukan. Saya juga berharap agar masyarakat mengutamakan membeli kedelai lokal terlebih dahulu dari pada membeli kedelai impor," ujarnya.
Sebagai informasi target tanam kedelai seluas 325 ribu ha. Diperkirakan nantinya akan ada capaian produksi 500 ribu ton dengan produktivitas lebih dari 2 ton per hektare.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
Realisasi sampai dengan hari ini sudah kontrak benih 35.323 ha dan realisasi tanam sudah 12.063 hektare. Tersebar di Jabar, Jatim, Sulbar, Jateng, DIY, Jambi, Sumsel, NTT, Sulteng, Sulsel, dan Gorontalo.
Adapun tanam musim gadu ini dilakukan petani di pematang, sawah, tadah hujan, integrasi tebu, di lahan PTPN, RNI, dan Perhutani. Langkah selanjutnya Kementan meminta Gakoptindo dan pengrajin tahu tempe untuk bisa menyerap kedelai lokal petani tersebut.
Di tempat sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan dengan adanya kenaikan harga kedelai maka para petani supaya dapat lebih semangat membudidayakan kedelai tersebut.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
“Di luar itu petani juga harus membuktikan bahwa kualitas kedelai kita tidak kalah dengan kualitas impor,” sebutnya.
Maka dari itu Kementan memberikan peluang kepada para petani untuk mengembangkan kedelai.
Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel
“Terus berinovasi untuk menjadikan kedelai Indonesia menjadi yang terbaik. Dan mohon juga support bagi para penyedia benih kedelai agar dapat mendukung para petani di Indonesia,” kata Suwandi.
Kehadiran satgas pangan menjadi penting untuk mendukung perencanaan peningkatan produksi kedelai. Brigjen Pol Helmy Santika, dari Bareskrim Polri selaku tim satgas pangan, mengapresiasi kepada stakeholder di kewilayahan yang sinerginya berjalan dengan baik.
“Untuk di lapangan sendiri pengerjaan di lapangan sampai ke perncatatan harga di pasar juga berjalan dengan baik. Kami juga berharap semoga harga kedelai tetap stabil sampai dengan akhir liburan ini. Walau kita dalam masa pandemi seperti ini kita harus cepat turun kelapangan untuk mencari solusi jika ada permasalahan. Dan juga agar kendala-kendala dapat diatasi,” sebutnya.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
Dari pihak universitas pun juga ikut serta aktif mengawal upaya Kementan ini. Jamhari, Dekan Fakultas Pertanian UGM mengatakan dari pihak perguruan tinggi siap mendukung peningkatan produksi kedelai.
“Kami kira pemerintah juga harus hadir dalam penanaman bibit sampai juga pada saat panen berlangsung. Agar bisa melihat kendala apa saja yang di alami oleh orang lapangan,” sarannya lebih lanjut.
Ada beberapa hal pokok yang harus menjadi perhatian dalam pengembangan produksi kedelai. Strategi penyiapan benih kedelai dalam negeri harus menjadi poin penting baik itu terkait ketersedian benih sumber, teknik penyimpanan benih, dan pengembangan varietas produktivitas tinggi. Kemudian bagaimana meningkatkan produksi kedelai dalam negeri dengan penyiapan lahan, pengendalian hama dan penyakit.
Selanjutnya adalah meningkatkan daya saing benih kedelai dalam negeri karena pada dasarnya benih lokal tidak kalah kualitasnya dengan benih luar yang sebagian besar adalah GMO. Disamping semua itu, regulasi harus berpihak ke petani. Perlu adanya regulasi yang bersifat permanen untuk menjamin adanya kepastian harga dan meningkatnya minat petani untuk bertanam kedelai.