Jumat, 23 April 2021 22:08
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM -- Jeneponto lebih identik dengan kuda. Jauh di balik itu ternyata menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Board surfing salah satunya.

 

Pemerintah Kabupaten Jeneponto sedang menggenjot pengembangan sektor pariwisata. Objek wisata unggulan ada di beberapa kecamatan.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jeneponto, Elly Isriani Arif mengatakan, objek wisata surfing berlokasi di Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala.

Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif

"Wisata ini menjadi ciri khas atau wisata minat khusus. Pada bulan Juli hingga Desember 2019 sudah dikunjungi 222 orang dari Eropa. Juga dari Amerika," terangnya.

 

Kunjungan wisatawan asing diketahui melalui monitoring Imigrasi di Sulawesi Selatan. "Kami melakukan monitoring. Dan jaraknya lokasi surfing dari bibir pantai 500 meter ke laut," ujarnya.

Elly menyampaikan, wisata destinasi sport tourism atau olahraga wisata juga ada di Desa Mallasoro. Tepatnya di Dusun Bungun Pandang. Terdapat board surfing.

Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung

Ternyata capture surfing di Mallasoro terbaik di Indonesia saat ini. Sebab anginnya tidak pernah turun dari 10.0. Berbeda dengan angin yang ada di Lombok dan Aceh.

Surfing terbaik sebenarnya ada di Brasil. Jeneponto disebut-sebut berada di bawah Brasil. Bali dan Aceh kalah harus menggunkan alat untuk menarik yakni speed boat.

"Anginya Aceh dan Lombok tidak stabil sehingga kadang dalam satu hari, mereka hanya main 2-3 jam. Bergantung kondisi cuaca. Sementara di Jeneponto luar biasa, bulan 5-12 itu pagi sampai 24 jam mereka bisa bermain kapan saja," terangnya.

Baca Juga : Sabung Ayam di Jeneponto Berujung Tragis, 1 Tewas dan Dua Orang Kritis di Rumah Sakit

"Inilah yang membuat daya tarik orang luar berkunjung ke Mallasoro," tambahnya.

Di Mallasoro ada pulau yang menambah keindahan kawasan/ "Namanya Pulau Harapan atau Libukang. Ada resort yang berdiri di sana yang pemiliknya dari Bali bekerja sama manajemen dari Prancis," sebutnya.

Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Lakukan Pendampingan Penilaian KKP HAM dan Pelaporan Aksi HAM di Tiga Kabupaten

Selain itu, terdapat pemandangan di bawah laut, yang di dalamnya ada terumbu karang yang sangat indah. Tempat bisa menjadi spot diving. Destinasi tersebut dikelola sejak 2018.

Selain itu, Jeneponto yang selama ini disebut gersang, panas, dan kering ternyata juga punya objek wisata di pegunungan.

Hanya saja, menurut Elly, pendapatan asli daerah belum maksimal di sektor pariwisata. Masih banyak dikelola oleh swasta.

Baca Juga : Lolos Verifikasi Sebagai Peserta Pemilu, Ketua Gelora DPD Jeneponto Gelar Baksos

"Kita punya Pantai Tamarunang, Pasanggrahan Loka, itu kita punya aset. Dan selebihnya untuk tempat wisata lain belum dilakukan penarikan PAD, tetapi kami mencoba untuk mengembangkan itu, rencana pengembangan induk pariwisata," katanya.

Elly bilang, sudah melakukan FGD. Mengajak semua desa yang punya potensi wisata untuk bersama-sama berkolaborasi mengembangkan destinasi wisata.

"Kita mengajak dan melibatkan desa-desa yang punya tempat pariwisata karena program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mereka menggerakkan desa wisata. Kita sudah melakukan pendampingan dengan Stipar (Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata) Tamalate Makassar," sebutnya.

Salah seorang warga setempat, Muh Rakib mengatakan, wisata board surfing di Desa Mallasoro banyak diminati orang asing karena anginnya cukup bagus. Ditambah pemandangan di sekitar yang indah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Parwisata Elly Isriani Arif menyampaikan hasil audiensi dengan menteri pariwisata yakni grand desain serta pengembangan potensi pariwisata surfing di Kabupaten Jeneponto.

"Kami dan Wakil Bupati Paris Yasir dalam presentasi potensi pariwisata Jeneponto berjalan dengan baik dan mendapat respons positif dari menteri," sebutnya.

Penulis : Samsul Lallo

BERITA TERKAIT