RAKYATKU.COM - Hilangnya jejak tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I menjadi sorotan beberapa hari terakhir. Hal itu pun menimbulkan berbagai komentar beragam di masyarakat.
Prof Dr M Arfin Hamid selalu wakil ketua PWNU Sulsel mengatakan persoalan tersebut disikapi dengan bijak. Namun ia juga menegaskan, sesuatu hal yang sangat memalukan jika tokoh seperti Hadratus Syech Hasyim Asy’ari mencoba dihilangkan dari sejarah.
"Kita harus melihat secara bijak melihat positifnya. Tidak langsung menuding karena terlalu kasar memang kalau sosok dilupakan mau tidak sebutkan dalam sejarah dalam tulisan apapun untuk bangsa ini itu yang sangat memalukan suatu pandangan kebijakan yang sangat tidak realistis," kata Prof Arfin.
Baca Juga : Kiai Ini Berusia 154 Tahun, Diyakini Seangkatan Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari
Guru besar hukum Islam Unhas ini mengatakan tak begitu yakin ada kesengajaan atau penghilangan Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.
"Kalaupun ada yang sengaja itu sebuah kebodohan yang sangat tak bagus dan sangat tak baik," tambahnya.
Terkait persoalan ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebut kejadian itu terjadi bukan pada masa jabatannya. Ia pun telah memerintahkan jajaran untuk memperbaiki.
"Saya dukung Pak Nadiem untuk segera ambil tindakan karena dia yang memiliki kewenangan untuk perbaiki. Masukkan sesuai apa adanya dan itu dilakukan uraian," lanjutnya.
Selain itu, sebagai pihak yang banyak berkontribusi dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Prof Dr M Arfin Hamid yang juga menjabat wakil rektor I Universitas Islam Makassar (UIM) berharap NU tidak berlebihan menjustifikasi.
"NU kan pejuang bangsa ini menahan diri juga. Jangan terlalu menjustice berlebihan kejadian itu. Saya tak yakin ini kebijakan by design. Tak mungkin secara akal sehat," tambahnya.
Prof Dr M Arfin Hamid pun menyebut NU harus menyambut iktikad baik dari Mendikbud yang memerintahkan jajarannya untuk membuat buku tentang Hadratus Syech Hasyim Asy’ari.
"Itu harus disambut baik. Silakan orang NU untuk betul-betul terlibat, kita tanggapi iktikad baik bukan karena ada kesalahan itu tetapi memang pantas sekali pemerintah Indonesia memberi porsi khusus untuk Syech Hasyim Asy’ari. Kontribusinya dalam bagian pendidikan, paham moderasi, komitmen kebangsaan hingga sampai sekarang kita tak pecah. Biar 10 buku itu bisa," bebernya.