Sabtu, 17 April 2021 23:58
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,JENEPONTO -- Anak seusianya sudah kuliah. Tidak sedikit yang sudah menikah. Gassing (18) hanya bisa terbaring lemas.

 

Gassing dalam bahasa Jeneponto berarti kuat. Itu doa dari kedua orang tuanya. Kelak anaknya tumbuh dewasa dan bermanfaat bagi banyak orang.

Namun, mereka harus melalui ujian yang tidak ringan. Gassing sakit-sakitan sejak lahir. Kurang gizi. Maklum, orang tuanya bukan orang berpunya.

Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif

Hidup berpindah-pindah tempat. Kurang dari setahun terakhir, Gassing dan keluarganya tinggal di sebuah gubuk dalam kebun di Kampung Balandangan, Kelurahan Tonrokassi Timur, Kecamatan Tamalatea, Jeneponto.

 

Tempat tinggalnya rumah panggung. Berdinding anyaman bambu. Di tengah kebun. Berjarak kurang lebih 100 meter dari kantor Kelurahan Tonrokassi Timur.

Keluarga Gassing, Mantang menceritakan riwayat sakit yang diderita ponakannya itu. Katanya, satu bulan terakhir, kondisi Gassing kian parah.

Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung

"Kalau ada bantuan ya terima kasih. Kondisinya Gassing ini sangat parah dan memprihatinkan," ujar Mantang.

Rumah tempat dia menumpang, milik iparnya. Ani, ibunda Gassing, mengaku tidak bisa berbuat banyak. Apalagi, kini masih menumpang di rumah menantunya di kampung lain.

"Parah dan susah karena tinggal di kampung orang," jawabnya singkat.

Baca Juga : Sabung Ayam di Jeneponto Berujung Tragis, 1 Tewas dan Dua Orang Kritis di Rumah Sakit

Lurah Tonrokassi Timur, Abdul DL mengaku sudah mengunjungi Gassing. Dia didampingi bidan desa.

Abdul bilang, Ani dan Gassing berasal dari Malino, Kabupaten Gowa. Dia ke Jeneponto setelah salah seorang anaknya menikah dengan orang Balandangan. Mereka mengajak keduanya tinggal di Jeneponto.

"Banyak teman-teman yang sudah bersedia menguruskan baik itu BPJS-nya dan lainnya. Dan untuk bantuan, baru dari masyarakat dermawan yang dekat dari situ," kata Pak Lurah.

Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Lakukan Pendampingan Penilaian KKP HAM dan Pelaporan Aksi HAM di Tiga Kabupaten

Dia mengakui, bantuan resmi dari pemerintah belum ada. Namun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk mengambil tindakan cepat.

Hasil penelusuran Abdul, Gassing enam bersaudara. Dia anak kedua. Abdul sedang mengupayakan pemindahan secara administrasi kependudukan ke Jeneponto agar bisa ditangani secara maksimal.

"Saya juga sudah bagikan itu di grup-grup (media sosial), karena saya beranggapan kalau menunggu bantuan pemerintah, otomatis harus lewat jalur. Dia kurang gizi, bisa jalan," pungkas Abdul.

Baca Juga : Soal Gizi Buruk, Kadis Kesehatan Luwu Utara: Bedakan Kasus Gizi Buruk dan Status Gizi Buruk

 

Penulis : Samsul Lallo

BERITA TERKAIT