RAKYATKU.COM - Wanita yang pernah mengalami keguguran berpotensi meninggal secara prematur atau lebih cepat (sebelum usia 70 tahun). Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang diterbitkan pada The BMJ.
Melansir dari Medical Xpress, hubungan antara keguguran dan kematian dini sangat kuat sehingga mendorong para peneliti menunjuk bahwa keguguran bisa menjadi penanda awal dari risiko kesehatan di masa depan.
Setidaknya, keguguran bisa mempengaruhi sekitar 12 hingga 24 perempuan. Bukti substansial menunjukkan bahwa perempuan dengan riwayat keguguran memiliki risiko lebih besar terhadap tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2.
Untuk mengeksplorasi hal ini lebih jauh, tim peneliti AS menganaliis data dari 101.681 perawat yang mengambil bagian dalam Nurses 'Health Study II.
Para peneliti menemukan bahwa di antara 101.681 wanita yang diamati dari waktu ke waktu, 25,6 pesren (26.102) mengalami setidaknya satu kali keguguran.
Selama 24 tahun masa tindak lanjut, ada 2.936 kematian dini di antara perempuan, termasuk 1.346 kematian akibat kanker dan 269 kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Setelah memperhitungkan faktor-faktor lain yang berpotensi berpengaruh dan pola makan serta gaya hidup, para peneliti menemukan bahwa perempuan yang mengalami keguguran 19 persen lebih mungkin meninggal secara prematur dibandingkan yang tidak pernah mengalami keguguran.
Ketika penyebab kematian spesifik dievaluasi, hubungan antara keguguran dan kematian dini paling kuat diakibatkan oleh masalah kardiovaskular dengan peningkatan risiko 48 persen.
Para peneliti menegaskan bahwa studi ini adalah adalah studi observasional, jadi tidak dapat menentukan sebab akibat.
“Hasil kami menunjukkan bahwa keguguran bisa menjadi penanda awal risiko kesehatan perempuan di masa depan, termasuk kematian dini,” catat para peneliti.
“Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menetapkan bagaimana keguguran terkait dengan kesehatan jangka panjang perempuan,” imbuh mereka.
Sumber: suara.com