Kamis, 25 Maret 2021 15:12
Editor : Redaksi

LUWU UTARA - Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani membuka pertemuan penetapan indeks "K" tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Aula Lagaligo kantor Bupati Luwu Utara, Kamis, (25/03/2021). Indah berharap harga sawit ke depan bisa mensejahterakan petani dan tetap untungkan perusahaan.

 

Komoditi sawit menjadi salah satu sektor penopang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan, tak terkecuali di Luwu Utara. Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menyampaikan sektor pertanian/perkebunan menyumbang devisa dan angka pertumbuhan di daerah, termasuk di Kabupaten Luwu Utara.

"Di Luwu Utara, 52 persen PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) disumbang dari sektor pertanian, kalau ke dalam lagi 52 persen itu 23 persennya dari perkebunan kelapa sawit," kata Indah Putri Indriani.

Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera

Indah menambahkan, pertemuan ini akan mengambil keputusan atau mengeluarkan rekomendasi terkait harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Penentuan itu tentu tidak hanya memperhatikan satu sisi saja.

 

"Di satu sisi kita berharap akan menambah peningkatan pendapatan masyarakat, dan di sisi lain juga pihak perusahaan tidak dirugikan," ungkapnya.

"Harapan kita melalui pertemuan hari ini, kita akan menghasilkan kesepakatan yang dapat memberikan kenyamanan keuntungan di kedua belah pihak. Kita berharap kedepan harga sawit bisa mensejahterakan petani tapi tidak merugikan perusahaan sawit, atau tetap untung," sambung ibu dua anak itu.

Baca Juga : Bupati Luwu Utara Letakkan Batu Pertama Pembangunan DAK Fisik Pendidikan

Kata Indah, perbaikan harga sawit bukan bermaksud untuk membuat perusahaan merugi. "Kami yakin kesepakatan yang didapat nanti adalah kesepakatan yang wajar, apapun yang kita hasilkan dapat dieksekusi di lapangan kalau harganya sudah ditentukan saya minta tolong harga itu betul-betul kita penuhi," pungkasnya.

Sekretaris Daerah Armiadi yang juga selaku Plt Kepala Dinas TPHP Kabupaten Luwu Utara menyampaikan, pertemuan rutin setiap tahun itu juga untuk mencari solusi setiap permasalahan yang ada di lapangan, terkhusus sektor perkebunan sawit.

"Pesertanya kan dari Apkasindo mewakili petani, ada dari pihak perusahaan, anggota DPR dan pemerintah untuk mencari solusi, termasuk tujuannya untuk perbaikan harga sawit," jelas Armiadi.

Baca Juga : Feri Fadri Asal Bone Raih Podium I Masamba Run

"Harga sawit yang lalu sebesar Rp 1.520. Kalau diikuti perkembangan di media harga sawit bisa di atas harga sebelumnya. Semoga di tempat ini kita menghasilkan keputusan yang menguntungkan semua pihak," tutup Armiadi.