Sabtu, 13 Maret 2021 20:02
Monumen Cinta Sejati Habibie-Ainun di Parepare.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,PAREPARE -- Wali Kota Parepare, Taufan Pawe menerapkan teori telapak kaki dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Parepare.

 

Hal ini didasari karena Kota Parepare tidak memiliki sumber daya alam yang memadai. Sehingga harus memperkuat diri sebagai kota jasa dan niaga.

Salah satu upaya menghadirkan banyak telapak kaki, Taufan Pawe terus fokus pembangunan kepariwisataan. Pengembangan investasi pariwisata terus didorong karena merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kota Parepare.

Baca Juga : IM3 Gelar Konser Collabonation Tout di Kota Parepare. Hibur 8500an Pengunjung

Sektor kepariwisataan ini terus digenjot. Objek wisata yang ada sekarang ini seperti Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, Tonrangeng River Side, Parepare Beach City, Taman Mattirotasi, Taman Syariah, Balai Ainun Habibie, dan lainnya akan terus dioptimalkan.

 

"Pemerintah Kota Parepare telah membangun Museum BJ Habibie. Museum BJ Habibie dapat menjadi tolok ukur bagi Kota Parepare dan untuk menyempurnakan Kota Parepare sebagai Kota BJ Habibie. Hadirnya Museum BJ Habibie yang merupakan satu-satunya di Indonesia ini merupakan simbol penghormatan Pemerintah Kota Parepare terhadap jasa-jasa Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie semasa hidupnya," kata Taufan Pawe.

Begitupun pembangunan Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) yang diyakini bisa menarik perhatian pelajar di luar Kota Parepare. Pemerintah Kota Parepare bertekad menjadikan kota ini sebagai mercusuar pendidikan di utara Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Kebakaran Terjadi di Perumahan Padat Penduduk Kota Parepare

"Pembangunan Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) Parepare yang saat ini tengah menunggu izin operasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Telah disiapkan gedung rektorat sementara yang memanfaatkan eks Gedung Pemuda dan merenovasi eks gedung DPRD sebagai ruang perkuliahan awal," bebernya.

Wali kota berlatar belakang profesional hukum ini juga menindaklanjuti salah satu program prioritas gubernur Sulsel di bidang kepariwisataan dengan hadirnya rest area di beberapa daerah di Sulsel. Dirinya menawarkan konsep perencanaan pembangunan ruang terbuka hijau yang dipadukan dengan fasum dan fasos dengan konsep Mattirotasi Water Park.

"Dan salah satu fasilitas sosial yang akan dibangun adalah Masjid Terapung BJ Habibie yang anggaran pembangunannya berasal dari Dana Insentif Daerah (DID)," jelasnya.

Baca Juga : Perampok di Parepare Gasak Uang dan Puluhan Karton Rokok, Receiver CCTV Turut Dibawa Kabur

Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel ini membeberkan, keberhasilan pembangunan yang telah dicapai saat ini berdampak pada indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu tolok ukurnya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita.

PDRB per kapita masyarakat Parepare tahun 2016 lalu berhasil mencapai Rp39,47 juta per orang per tahun dan kemudian di tahun 2017 meningkat menjadi Rp42,90 juta per orang per tahun. Pada tahun 2018 meningkat menjadi Rp45,94 juta per orang per tahun. Pada tahun 2019 meningkat lagi menjadi Rp49,80, dan pada tahun 2020 kembali meningkat menjadi Rp49,92 juta per orang per tahun.

"Angka ini merupakan salah satu yang tertinggi di Sulawesi Selatan. Pemerintah Kota Parepare terus menggenjot perekonomian masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Baca Juga : Telkomsel Parepare Bantu Korban Banjir, Salurkan 125 Paket Sembako

 

Penulis : Hasrul Nawir