Rabu, 24 Februari 2021 20:28
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Pengembangan sistem pangan terutama penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian menjadi sangat krusial dalam menjamin dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. Terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini.

 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, selama pandemi Covid-19 kinerja positif pertanian tidak hanya terukir lewat peningkatan nilai dan volume ekspor pertanian. Juga terukir lewat kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dia meminta berbagai bentuk kinerja tersebut dapat dimaksimalkan melalui upaya bersama membenahi pertanian dari hulu ke hilir.

"Pertanian itu sangat strategis. Permasalahan di dalamnya juga sangat kompleks dan sangat mendalam. Permasalahan terjadi tidak hanya sebatas di produksi, tetapi juga terjadi pada tahapan pascapanen. Di sini lah kami butuh input dari semuanya, dari para ahli," ungkap Syahrul saat menghadiri pertemuan perdana pokja ahli ketahanan pangan di Hotel Atria Serpong, Tangerang.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Syahrul mengungkapkan, Kementerian Pertanian selama ini tidak hanya menekankan pada upaya peningkatan produksi pangan, melainkan juga pada upaya peningkatan nilai tambah, daya saing, hilirisasi, pemasaran dan ekspor produk pertanian yang diharapkan dapat memberikan efek pengganda (multiplier effect) untuk sektor pembangunan lainnya.

 

“Saya berharap Pokja Ahli Ketahanan Pangan ini dapat menjadi mata, telinga, sekaligus mulut dari upaya-upaya bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan kita. Saya harap upaya ini dapat membantu menyempurnakan pertanian kita dari proses budi daya hingga proses pascapanen. Termasuk dalam program food estate," ungkap Syahrul.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mangatakan, pembentukan Pokja Ahli Ketahanan Pangan ini sekaligus sebagai tindak lanjut arahan Menteri Pertanian untuk meningkatkan peran dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dalam penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

“Pokja ini anggotanya terdiri dari kawan-kawan di perguruan tinggi seluruh Indonesia. Sebagian besar dari mereka adalah dekan Fakultas Pertanian. Ada juga peneliti, pengamat, dan ahli pertanian yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia," jelas Agung.

Pertemuan pokja yang perdana ini akan difokuskan pada persoalan pascapanen, pemasaran, distribusi pangan, jaminan keamanan, hingga mutu pangan segar.

"Optimalisasi penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian memiliki potensi untuk dapat mengurangi Food Loss dan Food Waste, menekan disparitas harga antar wilayah, membuka kesempatan berusaha serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Kami rasa ini sangat penting karena isu yang akhir ini berkembang adalah terkait food sustainability," ungkap Agung.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Pokja Ahli Ketahanan Pangan diketuai Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan dibantu Sekretaris Badan Ketahanan Pangan. Sementara itu, ada 28 anggota dari latar belakang beragam. Mulai dari perguruan tinggi, praktisi, organisasi profesi, pemerintah dan juga unsur organisasi kemasyarakatan.

Berikut daftar nama anggota Pokja Ahli Ketahanan Pangan:
1. Prof Dr Bustanul Arifin, Universitas Lampung;
2. Prof dr H Fasli Jalal, SpGK, PhD, Universitas Negeri Jakarta;
3. Prof Dr dr Nurpudji A Taslim, MPH, SpGK, Universitas Hasanudin;
4. Dr Ir Drajat Martianto, MSc, Institut Pertanian Bogor;
5. Dr Jamhari, SP, Universitas Gadjah Mada;
6. Prof dr Endang Laksminingsih Achadi, MPH, Universitas Indonesia;
7. Prof Ir Achmad Subagio, MAgr, PhD, Universitas Negeri Jember;
8. Prof Dr Ir Posman Sibuea, MSc, Universitas Katolik SantoThomas;
9. Prof Dr Bernatal Saragih, SP, MSi, Universitas Mulawarman;
10. Dr Ir Sam Herodian, MS, Institut Pertanian Bogor;
11. Dr Ir Damianus Adar, MEc, Universitas Nusa Cendana;
12. Dr Endah Sulistyawati, BSc, PhD, Sekolah Ilmu Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung;
13. Dr Eng Muhammad Makky STP, MSi, Universitas Andalas;
14. Prof (Riset) Dr Ir Muhammad Noor, MS, Balai Pertanian Lahan Rawa Kementerian Pertanian;
15. Prof Dr Ir Johan Riry, MP, Universitas Pattimura;
16. Dr Ir Agus Irianto Sumule, Universitas Papua;
17. Laurentius H Maturbongs, SP, MSc, Stiper Santo Thomas Aquino;
18. Ir Adhi Siswaja Lukman, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia;
19. Ir Winarno Tohir, Kontak Tani Nelayan Andalan;
20. Muhammad Nuruddin, Ketua Komite Nasional Pertanian Keluarga;
21. Ir Sutarto Alimoeso, MM, Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia Pusat;
22. Ir Entang Sastraatmadja, MS, Petani Center;
23. Dr Ir Lukmanul Hakim, MSi, Staf Khusus Wakil Presiden;
24. Franciscus Welirang, Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia;
25. Desianto B Utomo, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak;
26. Prof Dr Ir Imam Mujahidin Fahmid, MTdev, Staf Khusus Menteri Pertanian;
27. Prof Dr Ir Purwiyatno Hariadi, Vice Chair Person Codex; dan
28. Dr Ir Riwantoro, MM, Analis Ketahanan Pangan Ahli Utama Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.

 

TAG