RAKYATKU.COM,PAREPARE -- Massa dari Aliansi Peduli Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Parepare, kembali melakukan unjuk rasa terkait penolakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kali ini, massa aliansi UMKM ini melakukan aksinya di tiga titik perbatasan kota, yakni Parepare-Barru, Parepare-Pinrang, dan Parepare-Sidrap. Melibatkan para seniman, pekerja kafe, pengusaha tenda, pengusaha warkop dan mahasiswa dari IAIN dan Yayasan Perguruan Amsir Parepare, Rabu (17/2/2021).
Setelah aksi unjuk rasa tersebut berpindah ke depan kantor wali kota Parepare, beberapa perwakilan dari aksi unjuk rasa tersebut diterima dan diajak berdiskusi oleh Sekretaris Daerah Kota Parepare, Iwan Asaad.
Baca Juga : IM3 Gelar Konser Collabonation Tout di Kota Parepare. Hibur 8500an Pengunjung
Iwan Asaad yang juga sekretaris Tim Penanganan Covid-19 Kota Parepare memberikan kesempatan kepada para koordinator aksi unjuk rasa untuk menyampaikan konsep-konsep ekonomi atau solusi dari sebagian aspirasi yang berkembang di Kota Parepare saat ini.
“Saya tetap mendengarkan seperti apa harapan-harapan yang ingin disampaikan. Tidak ada sama sekali keinginan wali kota, wakil wali kota maupun muspida untuk membunuh kegiatan-kegiatan yang ada di perekonomian. Ini adalah pilihan yang sulit sekali, di satu sisi kita ketatkan terkait dengan perekonomian, di sisi lain juga bergeliat dengan bidang kesehatan,” terang Iwan Asaad.
Ia juga berjanji, untuk mengagendakan pertemuan selanjutnya bersama unsur forkopimda bersama wali kota Parepare terkait harapan-harapan yang disampaikan oleh para pengunjuk rasa yang menamakan Aliansi Peduli UMKM.
Baca Juga : Kebakaran Terjadi di Perumahan Padat Penduduk Kota Parepare
“Jadi mesti kita cari jalan tengahnya bagaimana. Mungkin dialog hari ini menjadi bagian dari saya sebagai sekretaris gugus untuk mencatat dan menjadi agenda untuk kami bicarakan dengan muspida serta bapak wali kota untuk melakukan evaluasi yang kita harapkan. Saya berjanji akan mengagendakan dan catat untuk permohonan kepada wali kota dan muspida untuk dibicarakan selanjutnya," imbuhnya.
Salah satu tuntutan dalam aksi tersebut yang disampaikan oleh koordinator aksi Sahid Liu juga mewakili para seniman di Parepare meminta kebijakan pemerintah untuk diberikan kelonggaran waktu kerja.
“Warga masyarakat seniman, pengusaha tenda, pengusaha sound system dan elekton, meminta kebijakan pemerintah untuk diberikan kelonggaran waktu kerja dan menjual. Jangan dilarang. Kasihan warga 90 persen bekerja tidak digaji, kalau ini dimatikan, maka matilah semua ekonomi di Parepare,” teriak salah satu koordinator aksi Sahid Liu dalam orasinya.
Baca Juga : Perampok di Parepare Gasak Uang dan Puluhan Karton Rokok, Receiver CCTV Turut Dibawa Kabur