RAKYATKU.COM, PAREPARE - Harga kedelai terus mengalami kenaikan sejak sejak bulan terakhir. Bahkan harganya kini tembus Rp10 ribu per kilogram.
Kenaikan ini menjadi elegi bagi para perajin tahu tempe di Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Musjain salah satunya. Selama belasan tahun menggeluti usaha tahu tempe, baru kali ini Musjain merasakan dampak yang cukup berat.
Baca Juga : IM3 Gelar Konser Collabonation Tout di Kota Parepare. Hibur 8500an Pengunjung
"Ibaratnya bermain sepak bola, kita saat ini dalam posisi bertahan saja. Hidup segan, mati tak mau," keluhnya membuka pembicaraan saat ditemui di rumahnya, Rabu (17/2/2021).
Untuk bertahan, kata Musjain, dia bersama para perajin lainnya sepakat untuk mengubah ukuran tahu dan tempe dengan harga tetap.
"Itupun sudah mendapat komplain sana sini dari pembeli. Sedikit banyak hanya bisa menutupi biaya produksi dan mengaji karyawan. Untungnya tipis sekali. Apalagi sekarang lagi pandemi, daya beli konsumen juga menurun," tuturnya.
Baca Juga : Kebakaran Terjadi di Perumahan Padat Penduduk Kota Parepare
Tidak cukup sampai di situ, Musjain mengaku khawatir setelah dengan adanya kabar bahwa harga kedelai kembali akan mengalami kenaikan dalam beberapa hari ke depan.
"Olehnya itu, mungkin sebagai solusi terakhir, kita juga harus menaikkan harga meskipun risikonya kita ditinggal pembeli. Kita rencananya akan duduk bersama dengan perajin tahu tempe lainnya. Karena kalau tidak ada solusi, yakin dan percaya usaha kami akan gulung tikar cepat atau lambat," terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Arif, perajin tahu-tempe lainnya. Dia mengaku saat ini usahanya tetap berjalan agar karyawannya tetap bisa bekerja dan tidak dirumahkan.
Baca Juga : Perampok di Parepare Gasak Uang dan Puluhan Karton Rokok, Receiver CCTV Turut Dibawa Kabur
"Kasihan, kan, kalau mereka harus dirumahkan, kita tetap beroperasi meskipun hasilnya jalan-jalan," tandasnya.