RAKYATKU.COM,JENEPONTO -- Meninggalnya pengecer pupuk bersubsidi di Desa Bulusibatang Jeneponto tak diterima keluarganya. Dia menganggap ada kejanggalan dalam kematian Haji Kasim.
"Saya akan membuat laporan dalam waktu dekat ini. Saya menduga penuh dengan kejanggalan," terang Samsuni, keluarga Haji Kasim, kepada Rakyatku.com, Jumat (5/2/2021).
Menurut Samsuni, dalam rapat tersebut, Sekretaris Desa Bulusibatang yang mengundang. Sementara kepala desa yang memimpin rapat. Selain itu, tidak semua kelompok tani hadir.
Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif
"Pak desanya hadirji juga. Hanya kelompok tani yang menurut saya ada dugaan konspirasi, karena yang hadir kelompok tani tiga orangji," ujarnya.
Dia menyebutkan, bahwa pertanyaan peserta rapat yang dicurigai menyerang yang sifatnya pribadi yang membuat Haji Kasim tertekan. Dia lalu jatuh pingsan dan meninggal dunia.
"Saya curiganya di situ. Peserta atau penanya menyerang yang sifatnya pribadi. Sepertinya yang menekan pertanyaan ada anggota BPD serta salah satu kepala dusun," katanya.
Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung
Dia sangat menyayangkan kejadian itu. Pemdes bukannya memfasilitasi, tetapi ikut memberikan beberapa pertanyaan. Sehingga terdapat dugaan skenario dalam rapat tersebut.
"Seperti sudah di atur. Atas kejadian itu saya atas nama keluarga almarhum akan melaporkan ke pihak yang berwajib di Polres Jeneponto dalam waktu dekat ini," lanjutnya.
Kepala Desa Bulusibatang, Paizal menjelaskan kronologinya. Rapat diadakan berawal dari aduan masyarakat yang tidak mendapatkan pupuk dan warga setempat tidak tercatat dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Baca Juga : Sabung Ayam di Jeneponto Berujung Tragis, 1 Tewas dan Dua Orang Kritis di Rumah Sakit
Rapat tersebut dipimpin langsung kepala Desa Bulusibatang dan sekaligus bertindak sebagai moderator pada sesi tanya jawab. Dia pun semua kelompok tani diundang.
"Saya adakan rapat itu. Awalnya ada aduan dan masukan dari masyarakat terkait dengan banyak masyarakat yang tidak mendapatkan pupuk dengan artian tidak ada namanya dalam RDKK. Itu dasarnya sehingga saya adakan rapat," ujar Paizal dalam sambungan telepon, Jumat (5/2/2021).
Selain itu, masyarakat juga menyampaikan harga pupuk bersubsidi. Selaku pemerintah desa, saya menampung aspirasi masyarakat lalu mengambil inisiatif untuk melakukan rapat koordinasi.
Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Lakukan Pendampingan Penilaian KKP HAM dan Pelaporan Aksi HAM di Tiga Kabupaten
Rapat itu dihadiri PPL, pengecer, dan ada yang mewakili Dinas Pertanian, anggota DPRD dari Fraksi PKB, bhabinkamtibmas, BPD, kelompok tani, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat.
"Pada saat berlangsung rapat yang kami bahas itu terkait masalah RDKK belum masuk di bagian pengecer dalam hal ini almarhum. Kami tidak masuk di situ karena lebih penting membahas masalah RDKK," katanya.
Menurut dia, pihaknya tidak membahas soal harga karena harga itu ada mekanisme tersendiri. Sehingga ia lebih fokusnya pada persoalan RDKK yang tidak ada namanya terdaftar.
Baca Juga : Lolos Verifikasi Sebagai Peserta Pemilu, Ketua Gelora DPD Jeneponto Gelar Baksos
"Jadi PPL bicara, dari Dinas Pertanian bicara, pak dewan bicara. Setelah itu saya buka diskusi. Kepada siapa pertanyaannya ditujukan ini harus jelas supaya tertib. Jadi saya kasi sesi pertama tiga orang penanya," sebutnya.
"Selanjutnya, pertanyaan itu ditujukan kepada PPL, Pak Dewan, dan pengecer seperti itu. Pada saat berlangsung tanya jawab, almarhum tidak ada masalah. Mereka duduk sambil bincang-bincang di antara orang yang di sampingnya," lanjutnya.
Ternyata masih banyak yang ingin bertanya. Paizal membuka sesi kedua. Penanya bertanya, mana pupuk subsidi dan non subsidi. Apakah ada logonya pada karung atau bagaimana.
Haji Kasim langsung memotong pertanyaan. Penanya menimpali, "Sebentar Pak Haji, nanti setelah selesai pertanyaan baru kita jawab."
Haji Kasim duduk kembali sambil minum air yang dibawa sendiri, sambil mendengarkan pertanyaan.
"Belum habis pertanyaan, tiba-tiba dia tidak sadarkan diri. Rebah ke sebelah kiri. Di situ mulai tidak sadarkan diri (pingsan). Kita bantu lalu dibawa ke puskesmas sampai di sana. Beliau dirujuk yang rencananya ke RS Lanto Dg Pasewang. Tapi dalam perjalanan sekitar cabiri mengembuskan napas terakhirnya (meninggal)," jelasnya.
Dokter dari puskesmas sempat memeriksa korban. Haji Kasim disebut gagal jantung. Korban disebut memang memiliki riwayat penyakit jantung karena rutin kontrol.