Selasa, 26 Januari 2021 21:01
Ilustrasi (Sumber: ANTARA)
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Seorang wanita asal Spanyol bernama Rogelia Blanco, kembali ke keluarga setelah sembilan hari dinyatakan 'berpulang' oleh pihak berwenang.

 

Usut punya usut, ternyata kabar meninggalnya wanita berusia 85 tahun itu merupakan salah paham semata.

Seusai sekitar satu minggu dikabarkan meninggal dunia, Rogelia kembali ke rumah jompo yang menjadi tempat bernaungnya saat lanjut usia.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19

Padahal, pihak keluarganya mengaku sudah melihat peti jenazah Rogelia dikebumikan meski tidak melihat sosok di dalamnya karena tidak dikehendaki oleh protokol kesehatan.

 

Kesalahan semacam ini terjadi karena protokol kesehatan Spanyol melarang jenazah pasien Covid-19 'dilihat'. Sebab, jenazah pasien Covid-19 melewati metode pemakaman khusus.

Cerita bermula saat pihak keluarga diberitahu bahwa Rogelia Blanco meninggal dunia karena Covid-19 dan akan dikebumikan keesokan harinya.

Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia

Adanya protokol kesehatan Covid-19 membuat pemakaman tidak diikuti banyak orang. Hanya ada segelintir keluarga dekat saja yang boleh melihat jenazah untuk terakhir kalinya.

Laman surat kabar La Voz de Galicia mengabarkan, usai 9 hari dikabarkan meninggal dunia, Rogelia Blanco kemudian pulang ke rumah Jompo di Xove, Spanyol Utara, pada Sabtu (23/1/2021) dengan kondisi bugar seperti dikutip dari suara.com.

Kedatangannya mengagetkan. Bahkan, suaminya pun ikut menangis tersedu-sedu saat melihat dia kembali karena dipenuhi perasaan tidak menyangka.

Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal

"Saya tidak bisa mempercayainya. Saya menangis usai istri saya meninggal dunia karena Covid-19," ujar Ramon Blanco, sang suami.

Ternyata, sosok yang meninggal bukan Rogelia Blanco. Melainkan teman sekamarnya saat menjalani perawatan Covid-19 di rumah sakit.

Yayasan San Rosendo Foundation yang menanungi rumah jompo mengatakan, sempat terjaid kesalahan saat Rogelia Blanco dan penguni plain dinyatakan positif Covid-19 dan dipindahan ke rumah perawatan lain pada 29 Desember 2020.

Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri

Mereka dipindahkan ke residensi OS Gozoz di Pereiro de Aguiar, 223 km dari Xove.

"Di antara orang-orang lanjut usia yang dipindahkan, ada dua wanita yang ditempatkan di ruangan yang sama," ujar pihak Yayasan seperti dikutip La Voc de Galcia.

"Kesalahan identifikasi selama proses perpindahan dari Xove ke Pereiro de Aguiar membuat satu orang yang dinyatakan meninggal pada 13 Januari lalu identitasnya salah," sambungnya.

Baca Juga : Cegah Penyebaran Covid-19 Jelang Pembelajaran Tatap Muka Pemkot Makassar Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Pihak yayasan mengaku menyesal atas kesalahan tersebut. Apalagi, kasus ini baru pertama kali terjadi.

"Atas kesalahan tersebut, pengadilan telah diberi tahu untuk memperbaiki kesalahan atas kematian Rogelia Blanco," tandasnya.

Perlu diketahui, sebagaimana negara lainnya, Spanyol juga menerapkan protokol kesehatan ketat saat menangani jenazah Covid-19.

Pemakaman dikabarkan menjadi penyebab wabah pertama di Spanyol pada akhir Februari yang menyebabkan sekitar 70 orang tertular virus dan memaksa pemerintah melakukan karantina wilayah pertama di Kota Haro.

BERITA TERKAIT