Jumat, 15 Januari 2021 17:13
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Maraknya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti hama dan penyakit berpotensi menurunkan hasil produksi pangan bahkan gagal panen (puso).

 

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) mengantisipasi hal tersebut dengan menyediakan bahan pengendalian OPT yang ramah lingkungan.

Bahan pengendali OPT berupa agens pengendali hayati (APH) nantinya akan salurkan kepada Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit Tumbuhan (LPHP) di seluruh Indonesia untuk diperbanyak. Kegiatan ini sangat didukung oleh seluruh daerah di Indonesia. Salah satu provinsi yang antusias adalah DI Yogyakarta.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

"Saat ini kami (LPHP) bersama petani sudah dapat memproduksi, memperbanyak APH untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman yang sering menyerang," ucap Paryoto, kepala LPHP Bantul DI Yogyakarta saat dihubungi hari Jumat (15/1/2021).

 

Paryoto menambahkan, jenis APH yang dikembangkan adalah Beauveria bassiana, Trichoderma sp, Paenibacillus polymyxa, dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizhobacteria). Umumnya untuk pengendalian hama pada tanaman padi.

"Petani sekarang sudah merasakan manfaatnya APH, hal ini dirasakan cukup efektif mengendalikan OPT, selain itu lebih murah dan aman bagi petani serta lingkungan," jelas Paryoto.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Edy Purnawan yang dihubungi di Jakarta menyatakan bahwa Kementan berkomitmen mendukung dan mengawal pengembangan APH dan penggunaannya sebagai bahan pengendali OPT.

"Tahun 2020 kami mengalokasikan pengembangan APH sebanyak 86 unit yang tersebar di LPHP-LPHP di 31 provinsi," tutur Edy.

Kegiatan perbanyakan APH nantinya dilakukan oleh kelompok tani pengembang APH seperti kelompok tani PPAH.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Ditjen Tanaman Pangan mencatat tahun 2020 sebanyak 78 kelompok tani PPAH telah mendapatkan fasilitas pembinaan atau penguatan untuk kegiatan perbanyakan tersebut dan akan terus ditingkatkan tiap tahunnya.

Edy berharap dengan makin banyaknya penggunaan APH di tingkat petani dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap bahan-bahan kimia yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan bagi manusia.

Senada dengan Edy, Suwandi, dirjen Tanaman Pangan menyatakan sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), Kementan akan terus mendukung upaya dan kegiatan inovatif yang mendukung pengamanan produksi pangan dari gangguan OPT, guna mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan guna memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat di negeri ini.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

"Kita harus kawal produksi pangan tetapi dengan cara-cara yang ramah lingkungan dan aman bagi manusia yang mengonsumsinya," ucap Suwandi.

 

TAG