Senin, 11 Januari 2021 11:18
Chandra Lie. (Foto: Istimewa)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Pendiri dan juga CEO Sriwijaya Air, Chandra Lie, untuk pertama kalinya buka suara ke media terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Kata dia, manajemen sangat terpukul atas musibah ini.

 

"Mohon dukungan dan doanya, kami sangat sedih dan terpukul atas kejadian ini," kata Chandra Lie dikutip dari Kumparan, Senin (11/1/2021).

Selain Chandra Lie, pendiri Sriwijaya Air adalah Hendry Lie, Johannes Bunjamin, serta beberapa rekan mereka lainnya. Sriwijaya Air pertama kali mengudara pada 10 November 2003.

Baca Juga : Viral Video Penumpang Yeti Airlines Live di Facebook Saat Pesawat Jatuh di Nepal

Berawal hanya punya satu armada jenis Boeing 737-200, bisnis Sriwijaya Air langsung moncer di tengah bergeliatnya bisnis maskapai penerbangan. Tak lama perusahaan memiliki 15 unit pesawat tipe Boeing.

 

Baru empat tahun mengudara, Sriwijaya Air diganjar penghargaan keselamatan penerbangan dari Boeing pada tahun 2007, yaitu Boeing International Award for Safety and Maintenance of Aircraft.

Pada 2013 perusahaan mendirikan maskapai pengumpan yang diberi nama NAM Air. Hingga 2 tahun kemudian, maskapai mengantongi sertifikasi keselamatan penerbangan dari Flight Safety Foundation yang berbasis di Amerika Serikat.

Baca Juga : 68 Penumpang Pesawat yang Jatuh di Nepal Ditemukan Tewas, 4 Orang Masih Proses Pencarian

Bisnis Sriwijaya Air kemudian mengalami pasang surut. Sempat terlilit utang dan harus bekerja sama dengan Garuda Indonesia. Kemudian manajemen memutuskan untuk memutus kerja sama tersebut.

Kini, Sriwijaya Air diterpa musibah jatuhnya pesawat. Hingga saat ini, tim gabungan terus melakukan evakuasi korban pesawat Sriwijaya Air jatuh.

Sumber: Kumparan