Rabu, 06 Januari 2021 23:44
Kepala Badan Ketahanan pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Kepala Badan Ketahanan pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan bahwa pihaknya memastikan bahwa kondisi harga cabai yang tinggi saat ini akan berangsur pulih di pekan ketiga.

 

Kepastian tersebut disebut Agung setelah pemerintah melakukan kontak konfirmasi dengan para petani di sejumlah sentra produksi.

"Minggu ketiga bulan ini harga cabai kembali normal. Yang jelas sampai akhir Desember kemarin produksi kita memang aga sedikit berkurang dibandingkan bulan bulan sebelumnya. Tapi Januari kita sudah kembali normal," katanya Rabu (6/1/2021).

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Langkah berikutnya, lanjut Agung, Kementan telah melakukan perluasan area tanam di sejumlah daerah. Bahkan, sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, penanaman dilakukan dengan menggunakan sentuhan teknologi.

 

"Kita akan melakukan penanaman cabai dengan teknologi. Kemudian kita akan mengembangkan areal tanaman baru untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Bahkan kami melakukan operasi pasar sebagai langkah memutus rantai pasok," katanya.

Agung juga mengatakan bahwa Kementan terus menjalin koordinasi dengan beberapa pihak. Termasuk Kementerian Perdagangan dan pihak lain yang bergerak di bidang pangan.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

"Yang pasti kita harus koordinasi dengan semua sektor. Apalagi tanggal 11 sampai 25 akan dilakukan PSBB ketat. Tentu semua ini harus kita persiapkan agar kebutuhan pangan dalam kondisi aman," tegasnya.

Disamping itu, ada tiga faktor yang menyebabkan harga cabai di akhir akhir ini meningkat. Ketiga faktor itu masing-masing adalah faktor hari besar seperti perayaaan Natal dan Tahun Baru serta adanya faktor cuaca buruk yang disebabkan oleh tingginya intensitas curah hujan.

"Faktor yang terakhir adalah terganggunya distribusi akibat banjir baik yang dari petani maupun dari sentra produksi. Kan kebanjiran itu bukan hanya diproduksi saja yang terganggu, namun juga pada operasional distribusinya," ujar Agung.

TAG