Senin, 21 Desember 2020 11:13
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah (kiri), berbincang dengan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Perekonomian Provinsi Sulsel pada triwulan III tahun 2020 tercatat tumbuh 8,18% secara q to q, dengan nilai tambah Rp133,02 triliun. Sulsel mengandalkan sektor pertanian dan perikanan untuk mengatrol aktivitas perekonomian.

 

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, mengapresiasi pencapaian ekonomi tersebut. Menurutnya, Sulsel menjadi salah satu daerah yang mampu memulihkan ekonomi dalam waktu cukup cepat.

"Sulsel punya banyak modal untuk tampil sebagai provinsi yang mampu memulihkan perekonomiannya secara cepat akibat pandemi Covid-19. Terutama dengan mengandalkan sektor pertanian dan perikanan," kata Bamsoet dalam kunjungannya ke Sulsel, Ahad (20/12/2020).

Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan

"Informasi dari Gubernur Nurdin Abdullah, sekitar 30 persen beras yang berada di Jawa, berasal dari Sulawesi Selatan. Menunjukan betapa hebatnya sektor pertanian," sambungnya.

 

Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, berdasarkan data BPS Sulsel, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 3,78 juta ton gabah kering giling. Jika Sulsel bisa terus meningkatkan produktivitas pertanian padinya, Indonesia tak perlu lagi impor beras.

"Pertumbuhan sektor perikanan Sulawesi Selatan juga menggembirakan. Tercatat selama kuartal III-2020, produksi penangkapan ikan di laut mencapai 91 ribu ton," imbuhnya.

Baca Juga : ASN Pemprov Sulsel Tanda Tangani Pakta Integritas Netralitas Jelang Pilkada Serentak

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) periode 2020-2024 ini yakin pemerintah Sulsel akan terus memberikan perhatian kepada sektor pertanian dan perikanan. Sebab, kedua sektor tersebut menyerap banyak tenaga kerja. Dari sekitar 4,1 juta pekerja di Sulawesi Selatan, mayoritasnya sebesar 39,78% bekerja di sektor pertanian.

"Secara nasional, BPS mencatat sektor pertanian mampu tumbuh 2,15% di kuartal III-2020 (year on year). Hal ini karena menguatnya permintaan dari dalam negeri, khususnya untuk buah dan sayuran," sebutnya.

"Masyarakat mulai menyadari, mengkonsumsi hasil pertanian dalam negeri adalah bagian dari nasionalisme, wujud nyata yang menunjukan besarnya rasa cinta terhadap tanah air," beber Bamsoet.

Penulis : Yuniastika Datu